TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Para kru helikopter Basarnas yang tewas setelah pesawat tersebut jatuh di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, mendapat kenaikan pangkat. Termasuk juga anggota Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda, Budi Santoso (46).
Komandan Puspenerbal, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, mengatakan Budi Santoso mendapat kenaikan pangkat dari Pembantu Letnan Satu (Peltu) menjadi Letnan Dua (Letda) Anumerta.
"Kenaikan pangkat ini sebagai penghargaan kesatuan terhadap jasa mendiang yang tewas dalam melaksanakan tugas," kata Simorangkir saat menyerahkan jenazah Budi Santoso kepada keluarga di Perum TNI AL TWP, Blok M1/02, Candi, Sidoarjo, Senin (3/7/2017).
Simorangkir menuturkan personel Puspenerbal merupakan prajurit terpilih yang menjalani pelatihan ketat.
Pihaknya akan mengirimkan tim investigasi untuk melakukan kajian penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Tadinya, jenazah Letda Budi akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bangsa. Namun, kata Simorangkir, pihak keluarga meminta dimakamkan di tempat kelahiran mendiang, yaitu di pemakaman umum Desa Bligo, Candi, Sidoarjo.
"Kami menghormati keinginan pihak keluarga. Beliau dimakamkan di samping pusara ibundanya, Aminah," sambungnya.
Jenazah Letda Budi tiba di rumah duka sekira pukul 12.30 WIB. Prosesi penyerahan jenazah hingga pemakaman dilakukan secara militer.
Baca: Detik-detik Jurnalis Tribun Jateng Batalkan Ikut Rombongan Basarnas Sebelum Helikopter Jatuh
Istri mendiang, Sulik Dwi, tak henti-hentinya meneteskan air mata tatkala peti mati sang suami berada di teras rumahnya. Prosesi pemakaman dipenuhi warga.
Seusai tembakan penghormatan, inspektur upacara, Kolonel Laut (P) Batos Laksono menyerahkan bendera merah-putih kepada putri almarhum.
Mendiang Letda Budi Santoso meninggalkan istri dan satu orang putri bernama Saraswati (17).
Selain Budi Santoso, anggota Puspenerbal lain yang tewas yaitu Kapten Laut (P) Hariyanto selaku kapten pilot, Kapten Laut (P) Solihin selakuk kopilot, dan Serka MPU Hari Marsono selaku mekanik.
Kematian Budi Santoso tak disangka oleh sang kakak, Puguh Sarwono (48). Sebab seminggu lalu, Puguh masih bercanda dengan adiknya tersebut ketika kumpul bersama keluarga di Hari Raya Idul Fitri.
Puguh mengatakan ia tak memiliki firasat apapun.
Puguh menuturkan, seusai Lebaran adiknya harus berangkat tugas kembali pada Jumat (30/6/2017). Ia mendapat tugas di Semarang.
"Saat halal bi halal keluarga, adik saya minta dibikinkan kopi tubruk. Saya buatkan dan beliau bilang enak. Saya tak menyangka itu suguhan terakhir saya," kata Puguh saat ditemui di rumah duka.
Puguh menuturkan ia mengetahui kabar duka tersebut dari media. Ketika tiba di rumah adiknya, sudah ada atasan almarhum yang memberitahukan tentang kecelakaan tersebut. (surya/wan)