Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Masyarakat Dusun Watulangkah, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Sleman menggelar merti dusun besar-besaran.
Merti dusun tersebut berlangsung sejak tanggal 24 Juli hingga 28 Juli mendatang.
Serangkain acara yang digelar pun tergolong cukup meriah mulai dari kenduri, pengajian bersama dengan menampilkan Kyai Sarkowi, Shalawat Grup, Pentas Seni Ketoprak, Kirab Budaya, Kembul Bujana, dan pentas wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sumanto Susilomadyo.
Slamet, Dukuh Watulangkah menjelaskan pentas wayang kulit satu malam suntuk tersebut akan menampilkan lakon Semar Neges.
Sementara itu untuk kembul bujana atau makan bersama, masyarakat telah sepakat untuk menyuguhkan 80 ingkung ayam.
"Akan ada 80 ingkung. Di sini ada lima RT setiap RT bawa 10 ingkung. Sisanya dari padukuhan," jelasnya, Rabu (26/7/2017).
Lanjutnya, merti dusun ini merupakan acara yang telah digelar untuk kedua kalinnya.
Dengan tema "Membangun Persatuan dan Kesatuan Masyarakat" kembul bejana menjadi simbol persatuan masyarakat di dusun yang memiliki 270 kepala keluarga dan total berisi 800 jiwa.
Selain wujud rasa syukur, Slamet menjelaskan bahwa Dusun Watulangkah ingin dikenal secara luas. Terlebih, ia menyebutkan dusunnya termasuk dusun yang tertinggal.
Slamet menginginkan Dusun Watulangkah yang masih tertinggal menjadi dusun yang terdepan.
"Ini dusun di perbatasan antara Sleman dan Bantul, kami butuh perhatian seperti infrastruktur jalan yang sudah rusak," kisahnya.
Sementara itu, Sadali Ketua Panitia Merti Dusun mengungkapkan dusun ini bernama Watulangkah karena memang daerah dengan geografis berbatu.
Namun uniknya, meski berbatu mereka tidak pernah mengalami kesulitan mata air. (*)