Laporan Wartawan Tribun Bali I Wayan Eri Gunarta
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Objek wisata Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati kembali memakan korban, Jumat (28/7/2017) pukul 12.30 Wita.
Wilfredus (25) asal Maumere, Flores ini tewas karena mengabaikan larangan petugas untuk mandi didekat pusaran air terjun.
Proses pencarian korban relatif sulit, bahkan hingga pukul 17.20 Wita, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, BPBD Bali, dan Basarnas masih belum berhasil mengevakuasi korban.
Infomasi dihimpun Tribun Bali, sebelum tertelan di pusaran air terjun, korban berkunjung ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama 11 orang temannya pukul 12.00 Wita.
Baca: Dihantam Gelombang Tinggi, Amsin Tenggelam di Laut Air Kuning
Setelah itu, korban berenang bersama delapan orang temannya. Namun tanpa sepengetahuan teman-temannya, korban langsung hilang. Diduga terisap ke dalam pusaran air.
Kepala BPBD Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya mengungkapkan, sebelum kejadian, di sana sudah terdapat petugas jaga. Namun lantaran terlalu banyak orang, korban luput dari pantauan petugas.
Menurut Gung Digjaya, keadaan air terjun tidak terlalu besar.
Meski demikian, pusaran tersebut tetap berbahaya sebab di bawah air terjun terdapat palung.
Via Video Call Saksikan Pacarnya Akan Bunuh Diri, Ini yang Dilakukan Apriani Ketika Telepon Terputus https://t.co/wMZ0868mZx via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 28, 2017
Keberadaan palung tersebut menyebabkan pihaknya, bersama BPBD Bali dan Basarnas kesulitan mengavakuasi korban.
"Saya dapat informasi, bau mulut korban minuman keras. Karena itu, dia lupa kalau pusaran air di Tegenungan berbahaya. Kami tidak berani menurunkan anggota untuk masuk ke dalam pusaran, karena sangat berbahaya. Butuh alat untuk itu," ujarnya, saat dikonfirmasi pukul 17.33 Wita.