TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Secarik surat ditemukan pihak Kepolisian Sektor Gamping, Sleman saat mengevakuasi korban gantung diri.
Surat wasiat itu berada di dekat tempat almarhum Daniel Priyana meregang nyawanya. Sementara mayat istrinya ditemukan di dalam mobil.
Warga Kaliabu digemparkan dengan penemuan dua orang mayat, suami istri yang ditemukan di sebuah rumah yang beralamatkan di Kaliabu, RT. 1 RW.12, Bayuraden, Gamping, Sleman.
Warga sekitar tampak memenuhi sekitaran rumah yang telah diberi garis polisi.
Sebuah mobil ambulan dan satu unit mobil milik SAR DIY terparkir di depan rumah yang bercat biru muda tersebut.
Raut wajah sedih ditunjukkan oleh pihak keluarga korban yang berada di lokasi kejadian.
Pihak keluarga dengan sabar menunggu pihak kepolisian untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap kedua mayat tersebut.
Pemeriksaan oleh pihak Kepolisan dilakukan di dalam rumah yang digunakan almarhum Daniel gantung diri, pemeriksaan tersebut dilakukan secara tertutup.
Baca: Suami Istri Tewas di Gamping Tinggalkan Surat Pernyataan dan Wasiat
Salah satu mayat yang berjenis kelamin perempuan ditemukan di dalam sebuah mobil Suzuki Ertiga berwarna putih dengan No.pol AB 1210 FJ, yang terparkir di depan rumah tersebut.
Sedangkan satu mayat dengan jenis kelamin laki-laki ditemukan gantung diri di dalam rumah yang berdekatan dengan rel kereta api ini.
Mayat yang berjenis laki-laki tersebut bernama Daniel Priyana (47), warga Dongkelan.
Sedangan mayat perempuan bernama Dwi Septi Respati Dewi alias Wiwik (44), yang bertempat tinggal sama dengan Almarhum Daniel Priyana.
Kesaksian dari keponakan almarhum Daniel, Risti Aisyah, orang pertama yang mengetahui pamannya gantung diri masih tampak shock dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Gadis itu mengungkapkan, sebelum menemukan pamannya mengakhiri hidup, awalnya ia berniat untuk mengambil mainan yang terdapat di kamarnya.
"Tadi siang mau ambil yoyo di kamar, kan harus lewat dapur dan kamar mandi. Waktu lewat situ (antara dapur dan kamar mandi) saya lihat ada orang nggantung di dekat kamar mandi. Saya takut karena melet dan wajahnya menatap saya, saya langsung lari keluar rumah dan teriak-teriak memanggil simbah," katanya dengan raut wajah yang masih shock, Jumat (28/7/2017).
Setelah berlari keluar rumah ia langsung memberitahu neneknya jika ada orang gantung diri di dalam rumah.
Mengetahui hal tersebut warga sekitar mulai berdatangan ke rumah milik saudara dari almarhum.
Riswanto (40), kakak ipar dari almarhum Daniel sekaligus pemilik rumah menuturkan, ia memang tidak berada di rumah saat kejadian tersebut karena masih bekerja.
Istrinya juga baru berada di luar kota, sehingga rumahnya memang dalam keadaan kosong.
Riswanto mendapat kabar dari salah seorang tetangga jika kedua saudaranya tersebut meregang nyawa di rumahnya.
"Saya kan kerja, istri juga di luar kota, jadi rumah sepi. Saya ditelepon tetangga kalau ada orang gantung di rumahnya, saya langsung pulang, dan kakak ipar saya ditemukan sudah menggantung di dapur," jelasnya.
Pria yang kesehariannya bekerja sebagai seorang satpam ini mengatakan, kedua saudaranya tersebut memang jarang berkunjung ke rumahnya.
Jika akan ke rumah biasanya kedua saudaranya itu pasti mengabarinya terlebih dahulu.
Ia pun tidak mendapat firasat mengenai kematian saudaranya tersebut.
"Jarang kesini dia (Daniel) itu. Baru kali ini dan tidak mengabari sebelumnya. Saya tidak dapat firasat apa-apa, sebelumnya juga tidak mengajak ngobrol atau memberi tanda," katanya.
Ia menambahkan, kedua saudaranya tersebut kesehariannya berkelakuan baik, walaupun jarang berkomunikasi dengannya.
Menurut Riswanto, kakaknya memiliki dua orang anak, ia pun tidak mengetahui penyebab keduanya memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.
"Almarhum kesehariannya baik, anaknya 2, cowok dan cewek. Saya tidak tahu mereka punya masalah atau apa kok sampai seperti ini," paparnya.
Sementara itu, Wulanto (46), saksi sekaligus Ketua RT menjelaskan, saat ia datang ke rumah milik Riswanto warga sudah berada di sekitaran rumah tersebut.
Ia bersama warga masuk ke dalam rumah dan mendapati seorang pria tergantung di dapur.
Beberapa warga yang tidak sengaja melihat ke dalam mobil, menemukan seorang wanita berada di jok tengah mobil yang diparkirkan di depan rumah tersebut.
"Saya kesini sudah banyak orang, saya masuk nengok sudah ada orang gantung di dapur. Ada beberapa warga yang tengok-tengok ke dalam mobil ternyata, ada perempuan di dalam mobil. Posisi di jok tengah dan telentang dan kedua tangannya menyilang kebawah," ucapnya.
Menurut penuturan dari Lasiyem kepadanya, korban sekitar pukul 1 datang ke rumahnya dan meminta kunci untuk beristirahat di rumah Riswanto.
Mengetahui bahwa almarhum adalah saudara dari Riswanto ia pun mempersilakan masuk ke rumah, Lasiyem juga sempat menyuruh korban untuk mengganti bajunya karena kotor.
"Katanya tadi datang minta kunci ke ibunya Riswanto, terus masuk dan dibikinin minum Bu Lasiyem. Sampai sini bajunya korban sudah kotor penuh noda seperti muntahan itu dan disuruh ganti baju sama Bu Lasiyem. Tadi juga sempat duduk di kursi dan merokok dulu. Habis itu ditinggal Bu Lasiyem karena beda rumah," katanya.
Kedua pasangan tersebut memang jarang berkunjung ke rumah Bu Lasiyem.
Setelah itu siang hari saat anak kedua dari Riswanto masuk ingin mengambil mainannya, tiba-tiba keluar rumah dan memanggil Bu Lasiyem.
"Sebelumnya mereka memang jarang kesini, kira-kira jam setengah 2 siang, anaknya Riswanto masuk mau ambil mainan, begitu masuk lihat pakdenya nggantung dan manggil Bu Lasiyem," ucapnya.
Parjuli (49), Kepala Dukuh Kaliabu mengatakan, kedua mayat yang ditemukan di Kaliabu bukanlah wargannya.
Ia juga menerima keterangan dari Lasiyem bahwa korban sempat mengetuk pintu rumah Lasiyem untuk meminta kunci. Hal tersebut dilakukan karena korban habis mutah-mutah dan ingin beristirahat.
"Kedua korban itu bukan warga sini, katanya warga Dongkelan. Kata Bu Lasiyem korban minta kunci, ingin istirahat karena habis muntah-mutah," kata dia. (Pradito Rida Pertana/Tribunjogja.com)