"Khusus darah pelengkap jarang digunakan oleh pihak dokter untuk pasien yang membutuhkan. Hal tersebut disebabkan karena darah lengkap ada bahan pengawet sehingga jika digunakan dalam jumlah banyak maka kemungkinan bisa ada efek samping seperti sesak. Darah tersebut dapat digunakan jika stok darah yang lain kosong atau pasien yang emergency tapi sebelum digunakan, bahan pengawetnya pada darah tersebut dikeluarkan," terangnya.
Sejauh ini untuk stok darah golongan AB dan rhesus negatif pihaknya masih mengalami kendala.
Pasalnya, golongan darah tersebut merupakan darah langkah.
Khusus untuk darah rhesus negatif merupakan darah orang Eropa.
Namun tidak menutup kemungkinan juga ada pada kaum pribumi.
Di Bali, dikatakan Geria sekitar 50 orang yang aktif memiliki darah rhesus negatif.
"Kita memang punya pendonor untuk golongan darah langka. Tapi saat pasien memerlukan darah itu kami harus membuka list pendonor dan memanggil mereka. Kalau untuk satu dua orang sejauh ini masih bisa. Tapi kalau untuk pasien banyak lebih dari dua orang kita agak kesulitan. Kedepannya kami akan terus berupaya. Kami juga berharap agar kesadaran donor darah terus meningkat sehingga keperluan darah dapat terpenuhi," harapnya.