TRIBUNNEWS.COM - Kabar warga diterkam buaya saat memancing di atas batu perairan Teluk Kerasak, Desa Sebagin membuat heboh.
Korban yang bernama Jon (22) warga Desa Sebagin,Kabupaten Bangka Selatan tersebut hingga kini belum ditemukan.
Kabar Jon diterkam buaya juga ramai diperbincangkan di media sosial. Di FB Jual Beli Bangka Belitung sebuah postingan yang memuat informasi tersebut telah membuat ratusan komentar, yang kebanyakan mendoakan korban bisa segera diketemukan.
Akun FB Benif Scrvio menulis pesan: Buaye muara dipantai biase brenang e..hati2 yang hobi mancing.
Ada pula yang menyarankan untung mendatangkan pawang buaya profesional.
Buaya yang menerkam Jon merupakan buaya muara atau buaya air asin. Berdasakan data dari berbagai sumber, jenis reptilia besar ini sangat berbahaya bagi manusia.
Hewan ini panjangnya bisa mencapai enam meter dan bobotnya 1 ton. Buaya ini tidak hanya bisa hidup di air asin, tapi juga di danau dan sungai.
Sementara makanan buaya muda cukup dengan ikan dan reptilia, buaya dewasa juga memangsa mamalia di pantai.
Buaya ini juga bisa bertahan di bawah permukaan air hingga satu jam dan bertahan hidup tanpa makan selama satu tahun.
Mereka mampu memperlambat metabolismenya, sehingga jantung pun hampir tak berdenyut lagi.
Hewan ini juga bisa berenang jarak jauh. Metabolisme buaya muara memainkan peranan besar.
Selain bisa memanfaatkan cadangan lemak tubuh, buaya juga mampu mengatur kebutuhan tubuhnya secara optimal.
Buaya muara punya refleks selam, mekanisme perlindungan yang dimiliki semua makhluk hidup yang bernapas melalui paru-paru.
Refleks ini mengakibatkan saraf tenang (parasympaticus). Reseptor saraf terdapat di hidung, bibir atas, rahang dan lidah.
Saat buaya berada di dalam air dan dalam kondisi rileks, jantung hanya berdetak setiap 40 detik. Sehingga buaya muara bisa menyelam selama satu jam tanpa masalah.
Dalam kondisi tersebut, buaya juga tidak membakar energi. Buaya menyimpan banyak lemak cadangan di ekornya, sehingga bisa bertahan tanpa makanan untuk perjalanan berbulan-bulan melintasi samudera. Buaya air asin bisa bertahan satu tahun tanpa makan.
Jika buaya di musim hujan sampai terlalu dekat ke daratan dan setelah itu sungai atau danau mengering, hewan ini dengan metabolisme yang diperlambat bisa bertahan hidup berbulan-bulan hingga hujan turun kembali.
Buaya biasanya menggali lubang air di lumpur atau berlindung di gua yang dingin. Tidak heran, hewan ini punya masa hidup yang panjang.
Kadang buaya bisa mencapai umur 70 tahun.