TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Kabar Mbah Fanani petapa Gunung Dieng kembali bikin gempar. Mbah Fanani sudah berada di pertapaannya di Jalan Raya Dieng Kulon Batur Banjarnegara.
Pada April 2017 silam dijemput oleh orang tak dikenal diboyong ke Padepokan Dampu Awang Indramayu.
Meski telah kembali ke Gunung Dieng, pada Mei 2017, kakek asal Cirebon Jawa Barat itu ternyata masih terancam dijemput kembali dari ruang pertapaannya.
Tidak ada yang berubah pada tenda biru berukuran sekitar 2x3 meter di depan rumah Sugiono, Dieng Kulon selama ditinggal Mbah Fanani saat ia dibawa orang tak dikenal
Benda itu tak lapuk termakan usia. Hanya warna cat tenda yang kusam karena puluhan tahun terpapar debu jalanan.
Puluhan tahun silam, tenda itu didirikan warga untuk seorang asing yang tak pernah beranjak dari tempat duduknya di pinggir jalan. Meskipun, pria tua itu tak pernah memintanya. Bahkan, sedikit pun ia tak bicara.
Baca: Bos First Travel Minta Layanan Mewah Tapi Tunggakan Hotel di Arab Capai Rp 24 Miliar
Kakek yang berusia lebih dari 100 tahun itu kini masih terlihat bugar. Wajahnya putih segar. Ia masih istikamah bertapa di dalam tenda.
Banyak tamu dari berbagai daerah datang menjenguknya. Kebanyakan tamu berdoa di tenda itu. Ada yang minta didoakan oleh Mbah Fanani. Bawa air mineral dalam botol untuk didoakan, lalu tak lama pergi meninggalkan tenda.
Belakangan ada yang berbeda dari kondisi ruang pertapaan Mbah Fanani.
Sebuah pagar besi terpasang menutup pintu ruang pertapaan.
Pagar bewarna hitam itu dilengkapi dengan roda pada kaki-kakinya sehingga perlu digeser untuk membukanya. Sebuah gembok terpasang menggantung di pojok pintu.
Umumnya pemasangan pagar besi di perumahan, tenda Mbah Fanani dipasangi pintu pagar sebagai pengaman.
Baca: Fahri Hamzah Ditegur Jokowi Mengapa Rajin Mengkritik KPK?