TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provin Jateng resmi meluncurkan maskot Semar untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2018, di pelataran komplek Lawang Sewu Kota Semarang, Selasa (29/8) malam.
Pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018 diharapkan dapat berjalan dengan menggembirakan, berkualitas, dan tidak ada pertentangan mengenai isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Sebagai upaya agar pelaksanaan Pilgub Jateng berjalan dengan menyenangkan, KPU Provinsi Jateng membuat tagline atau slogan “Becik Tur Nyenengke”.
Selain sebagai slogan, KPU Jateng juga membuat jingle yang berjudul “Becik Tur Nyenengke”. Lagu tersebut diciptakan dengan irama riang dan bersemangat sebagai bentuk ekspresi rasa gembira dalam proses Pemilihan Gubernur Jateng.
Ketua KPU Jateng, Joko Purnomo menegaskan, Pilkada serentak nanti harus menyenangkan dan membahagian. Seluruh elemen masyarakat harus menciptakan kemerdekaan bagi seluruh warga Jateng dari tekanan dan intimidasi untuk menentukan pilihan.
"Secara administrasi, sebagai bentuk dukungan agar Pilgub berjalan dengan baik, KPU juga berupaya memperbaiki proses di beberapa tahapan. Di antaranya proses pemutakhiran data dan daftar pemilih, sosialisasi, pengelolaan dan pembebanan biaya kegiatan KPU provinsi maupun kabupaten dan kota," kata Joko.
Agar proses Pilgub berjalan baik, KPU akan memaksimalkan sosialisasi sampai tingkat RT.
Maka anggaran sosialisasi dialokasikan sebesar Rp 68.266.378.000, dan 76,94 persen di antaranya atau Rp 52.517.440.000 akan digunakan untuk membiayai kegiatan sosialisasi di tingkat kabupaten/kota.
“Sedangkan 15,08 persen digunakan untuk menyiapkan logistik dan bahan materi sosialisasi yang akan digunakan oleh PPK dan PPS,” katanya.
Kemudian sejumlah 20,50 persen di antaranya anggaran juga dipergunakan untuk pembiayaan sosialisasi di tingkat kecamatan dan 36,62 persen untuk sosialisasi di tingkat desa atau kelurahan.
Joko mengungkapkan, pada Pilgub Jateng 2018, Pemprov Jateng telah menyediakan dana sejumlah 992.241.792.000. Dana tersebut akan digunakan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan dan belanja operasional selama proses Pilgub.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara tersebut, menekankan pada masyarakat untuk merawat demokrasi dengan baik di Jateng. Semua pihak harus bersama-sama menghindari ujaran kebencian, fitnah, dan lainnya.
“Mudah-mudahan, itu (ujaran kebencian dan fitnah) tidak terjadi di Jateng. Parpol kandidat, mesti memberi contoh bagaimana demokrasi berjalan baik,” kata Ganjar.
Menurutnya, ini penting agar Pilkada di Jateng tidak terhantui oleh pandangan mengenai apa agamanya, warna kulitnya, rambutnya lurus ataukah keriting, rambut hitam atau putih.
“Setidaknya ini jangan sampai itu jadi pilihan yang bodoh. Mestinya kita mendorong pada proses adu program dan perdebatan pada ruang yang lebih banyak,” katanya.
Maka, agar tidak ada fitnah dalam Pilgub Jateng, Ganjar berharap, KPU memberi panggung sebanyak-banyaknya agar kandidat memiliki ruang untuk menyampaikan programnya tanpa mencaci maki. Sehingga publik akan melihatnya dengan baik.
“Itu akan jadi referensi dengan baik, mana yang akan dipilih,” katanya.
Ganjar juga meminta, pemprov dan pemkab/pemkot se Jateng, membantu proses sosialisasi Pilgub Jateng. Agar masyarakat bisa mengetahui secara lengkap dan bisa menggunakan hak konstitusinya.
Sementara terkait hasil pemilihan nantinya, lanjutnya, jika ada pihak yang merasa tidak puas dengan hasilnya agar dapat menyelesaikannya dengan cara yang baik, yakni mengajukan ke MK.
“Yang perlu dijaga adalah bagaimana kita memastikan tahapan berjalan dengan baik. masyarakat perlu tahu kapan pilkada tujuh kabupaten dan pilgub dilaksanakan. Syarat apa yang perlu disiapkan, perlu didorong,” ungkapnya. (tribunjateng/had)