Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan mengumpulkan seluruh bupati dan wali kota di Jateng untuk melakukan konsolidasi.
Langkah itu sebagai reaksi atas kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno.
"Hari ini Jateng tertampar lagi sebab sudah beberapa kali. Tadi sempat bicara sama beberapa kepala daerah di sini. Mereka ingin dikumpulkan lagi, konsolidasi lagi, apa sebenarnya yang membikin hal demikian masih terjadi," kata Ganjar yang hadir dalam silaturahmi bakal cagub-cawagub dari PDI Perjuangan di kantor DPD PDIP Jateng, Selasa (29/8/2017).
Ia menegaskan bahwa saat ini adalah era keterbukaan.
Semua orang memiliki akses untuk mengawasi dan melaporkan.
Sudah bukan waktunya lagi kepala daerah berbuat yang melanggar ketentuan perundangan.
"Saya selalu sampaikan, 'Hei, semua orang sekarang tahu dan bisa melaporkan, lho. Eranya hari ini transparansi, akuntabel, sudah nggak musimlah kayak begitu.' Maka risiko besar akan dihadapi yang tidak mendengarkan," tuturnya.
Ganjar mengaku prihatin atas kasus yang menimpa Masitha.
Dia sudah beberapa kali mengingatkan kepada kepala daerah di Jateng, termasuk wali kota Tegal, agar jangan mempersulit diri sendiri dengan melanggar hukum.
"Kita semua sedih tapi kita mau bilang apa ketika sudah mengingatkan tapi masih ada yang melakukan. Saya sudah mengingatkan pada beberapa bupati dan wali kota, di antaranya itu (Tegal)," ungkap dia.
Dia menyatakan di internal birokrasi Pemkot Tegal memang ada persoalan.
Namun, Ganjar menilai tak perlu jika saat ini mengungkapkannya.
"Hari ini mereka (pejabat setempat) pasti situasi batinnya berkecamuk. Saya bisa merasakan. Dulu ada persoalan di dalam relasi itu. Soal penggantian pegawai itu," paparnya. (*)