News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Sedih Balita Pengidap HIV Menjalani Hidup, Ayah-Ibunya Meninggal karena Virus yang Sama

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri (bukan nama sebenarnya) tengah menggendong cucunyaa, Melati (nama disamarkan), Sabtu (2/9/2017). Balita lima tahun ini kondisinya semakin menurun. Kulitnya menghitam, kaki dan tangannya kering tak ada daging. Kondisi ini diakibatkan karena penyakit HIV yang menggerogoti tubuh kecilnya. TRIBUN JOGJA/HENING WASISTO

Sri mengatakan, sebelum menemui ajalnya, ibu Melati punya sebuah keinginan untuk buah hatinya.

"Pas Melati mau ulang tahun, ibunya bilang sama saya "Buk, ulang tahune Melati digawe kepiye ya? (Buk, ulang tahunnya Melati dibuat seperti apa ya?) Saya jawab, mbok uwis rasah gedhen-gedhen (saya jawab, ya sudah ga usah besar-besaran). Dia kemudian nyuruh saya beli nasi ayam sepuluh bungkus untuk dibagi ke tetangga," terangnya.

Sepeninggal ibu Melati perayaan tersebut sempat kembali digelar saat Melati berumur empat tahun, namun saat ini sudah tak lagi dijalankan.

Pasalnya, kebutuhan hidup yang terus bertambah mengharuskan Sri berpeluh mendulang rupiah yang tak sedikit.

Untuk merawat Melati saja, setidaknya Sri mesti mengumpulkan uang yang tak sedikit. Dua minggu sekali selang untuk asupan makan Melati mesti diganti.

Satu kali ganti selang memakan biaya Rp 150 ribu, itu belum kebutuhan makan dan susu Melati, biaya untuk kontrol sebulan sekali, serta pembelian popok dan kebutuhan lainnya.

Sri yang berprofesi sebagai tukang pijat panggilan tentu kewalahan menanggung semua biaya tersebut.

Coba bayangkan, sekali memijat Sri tidak mematok tarif tetap.

"Sekali pijat kadang dapat Rp 20 ribu, paling banyak Rp 50 ribu," ujar Sri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini