"Betul, sejak bertugas di Diklat BNN Lido dia sudah bersuami dengan MA," ujar Sindhu.
Menurut Sindhu, Indria merupakan pribadi yang terbilang menyenangkan, energik dan terkadang humoris, baik dalam hubungan dengan atasan maupun teman sesama pegawai lainnya.
Indria tidak pernah melakukan pelanggaran etik maupun terlibat masalah seperti keributan dengan sesama pegawai selama hampir dua tahun bertugas di kantor Balai Diklat BNN.
"Dia tidak pernah ribut. Orangnya cukup sopan dengan atasan," jelas Sindhu.
Sepengetahuan Sindhu, Indria tidak pernah berkata kasar atau mempunyai sifat jutek di lingkungan kerja di Balai Diklat BNN.
Baca: Usai Membunuh Indria Kameswari, Sang Suami Kabur ke Batam Gunakan KTP Palsu
"Oh enggak ada, enggak ada. Dia enggak pernah slek sama teman. Yang jelas, pribadinya menyenangkan, humoris. Ribut enggak pernah. Bicaranya sopan, bicaranya logat Sunda-nya kental. Tapi, enggak judes," kata Sindhu.
Selain itu, lanjut Sindhu, pakaian maupun perhiasan yang dikenakan oleh Indria saat bekerja juga tidak terlihat mewah.
"Menurut saya penampilannya wajar yah. Makanya (kesan Indria materialistis) di pemberitaan itu terlalu dibesar-besarkan," kata dia.
"Enggak bermerek pakaiannya, wajar saja. Memang penampilannya bagus. Tapi, dia enggak pernah show off seperti perhiasan segala, itu enggak," imbuhnya.
Hal senada dikemukakan tetangga Indria. Warga menyebut Indria sebagai sosok yang ramah. Sementara sang suami, Akbar justru sebaliknya.
"Kalau si bapaknya (tersangka) mah bisa dibilang kurang ramah lah, etika secara sopan aja kurang lah sama keamanan, beda sama istrinya (korban) dia ramah," ujar Kepala Keamanan Perum River Valley Maulana.
Tri Hardayanto, seorang warga lain mengatakan tidak menyangka Indria yang dikenal baik itu harus tewas mengenaskan.
"Yang saya tahu si ibu (Indria) bekerja di BNN sebagai apa saya kurang tahu, beliau cukup baik ya, kami tidak menyangka akan ada kejadian seperti itu," ujar Tri. (tribunnews/coz/tribunnews.bogor)