News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menengok Makam Besar nan Megah di Depan Rumah Warga Sumba, Isinya Bisa Belasan Jenazah

Penulis: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam batu megalitik di Sumba di kampung adat

Seorang warga Sumba Timur bernama Jemmy Boajonga mengatakan, di Sumba Timur makam tidak sebesar di Sumba Barat dan sekitarnya.

"Kalau di Timur, makam hanya untuk satu jenazah. Jadi tidak ditumpuk seperti itu," ujar Jemy.

Sebelum makam berupa beton, zaman dahulu para leluhur Sumba membuat makam dari bahan batu berukuran besar.

Kuburan megalitik mudah saja ditemukan, baik di halaman rumah warga maupun di setiap perkampungan adat.

Misalnya, di kampung adat Bondo Maroto, Tambelar, Tarung, dan Prairame.

Makam batu megalitik di kampung adat di Sumba Barat

Kuburan batu megalitik juga ada di Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Timur.

Keberadaan batu kubur megalitik lengkap dengan ornamen kepala kerbau. Semakin besar makam dari batu, maka menjadi lambang kebanggaan atau kebangsawanan atau kebesaran orang Sumba.
Tidak semua orang Sumba mampu membuat batu kubur besar karena membutuhkan biaya yang sangat besar.

Dahulu, puluhan ekor hewan dipotong, seperti ayam, anjing, babi, sapi dan kerbau selama menjalankan ritual adat, mulai dari pemotongan batu kubur, penarikan batu kubur hingga pengerjaan batu kubur.

Jumlah hewan yang dibantai berkisar 50-an ekor. Ini belum terhitung ayam dan anjing. Karenanya, sebelum memulai kerja, pemilik batu kubur beserta segenap keluarga besar harus mempersiapkan diri lebih matang agar pelaksanaan pengerjaan batu kubur berjalan lancar sesuai rencana yang telah disepakati.

Baca: Reza Rahadian: Saya Orang yang Memecut Diri Sendiri Sangat Keras dalam Bermain Film

Tidak semua batu kubur boleh atau dapat digunakan untuk menguburkan keluarga yang meninggal.

Dalam adat-isitiadat setempat, ada sebutan batu kubur `pemali’. Batu itu berkaki empat dan memiliki ornamen. Model batu kubur seperti itu tidak sembarangan menguburkan keluarga meninggal, kecuali kepala adat atau setaranya, batu kubur raja atau bangsawan, seperti batu kubur raja Loli, raja Loura, raja Kodi dan raja Anakalang.

Sayangnya, seiring perjalanan waktu tradisi budaya ini mulai bergeser dari kuburan batu potong asli ke model kuburan beton.

Pendeta Magdalena berdiri di dekat makam keluarga (TRIBUNNEWS.COM/YULIS)

Hal itu karena bahan pembuatan batu kubur dari beton mudah diperoleh, seperti semen, besi beton dan pasir.

Secara ekonomis kuburan beton lebih ringan ketimbang menggunakan batu potong asli. (tribunnews/yulis sulistyawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini