Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ribuan warga Kudus tumpah ruah di Alun-alun Kudus untuk menyaksikan Gelar Festival Budaya dalam rangkaian hari jadi Kudus ke-468, Sabtu (23/9/2017).
Acara yang diawali dengan pementasan tari kolosal oleh sejumlah siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kudus.
Para penari yang mengenakan kostum bling-bling penuh warna menjadi daya tarik warga Kudus untuk rela berdesak-desakan demi melihat penampilannya.
Tatanan lampu warna-warni yang menyala secara bergantian menambah nuansa artistik saat menyoroti para penari itu.
Seolah ribuan pasang mata tak mau sedikitpun melewatkan keindahan malam di jantung Kota Kretek.
Wawan Sutanto (37), warga Kaliwungu, Kudus seolah tak ingin kehilangan momen menarik dari setiap penari. Matanya tajam menatap para penari yang tampil di depan panggung kehormatan.
Sementata di panggung tersebut Bupati Kudus, Musthofa bersama para pejabat Kudus menyaksikan pementasan tari yang sarat akan nuansa keindahan.
"Momen seperti ini tidak setiap hari. Jadi meski berdesakan terbayar oleh pementasan para penari," katanya.
Dalam festival budaya tersebut, juga diikuti oleh 23 kontingen yang terdiri dari 6 kelompok siswa SMP, 7 kelompok siswa SMA/SMK, dan 10 kelompok dari Kecamatan dan Unit Pelaksana Teknik Dinas Pendidikan.
Setelah para penari itu tampil, dilanjutkan performa enerjik dari Stimart AMNI Semarang yang menampilkan atraksi drum band yang tidak kalah memukau.
Setelah itu dilanjutkan perwakilan dari masing-masing kelompok dengan berbagai kreasi kostum.
Musthofa dalam sambutannya mengatakan, perayaan hari jadi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Kudus atas kemajuan yang selama ini telah tercapai.
Tentu, lanjutnya, tidak lantas berhenti untuk tetap berinovasi dan berbenah diri. Karena, harap Musthofa, Kudus menjadi rujukan bagi daerah lain di Jawa Tengah bahkan Indonesia.
"Masyarakat Kudus punya tradisi yang selangkah lebih maju. Tradisi ini harus dilanjutkan generasi penerus, agar menjadi pemenang kompetisi kehidupan," kata Musthofa. (*)