Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Anjar Setiarma (20), mahasiswa IAIN Purwokerto masih terbaring sakit di ruang Anyelir RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
Ia adalah korban salah tangkap aparat kepolisian dalam pembubaran peserta aksi penolakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden, Senin malam (9/10).
Ia sesekali memegang bagian ulu hatinya yang masih agak perih. Luka lecet di dagunya sudah agak kering.
Bekas memar di kepala dan lengannya masih tampak.
"Setelah dibebaskan kemarin langsung saya bawa Anjar ke rumah sakit Margono karena masih sakit. Terus suruh opname," kata Djupri, ayah yang setia mendampingi anaknya, Anjar di rumah sakit, Kamis (12/10).
Anjar adalah satu di antara korban pemukulan oleh oknum aparat saat pembubaran aksi demo kemarin. Dia tak tahu menahu tentang demo itu tapi tiba-tiba ditangkap.
Anjar sempat ditahan dan diperiksa oleh penyidik bersama 20 an peserta aksi di Mapolres Banyumas. Kemudian dibebaskan pada Selasa siang (10/10).
Djupri mengatakan, keluarga memasrahkan pengusutan kasus penganiayaan anaknya ke Polres Banyumas.
Ia juga telah menerima permintaan maaf Kapolres dan jajarannya atas insiden itu saat mereka menengok anaknya di rumah sakit semalam.
Djupri menghargai sikap Kapolres yang bersedia tanggung jawab untuk memfasilitasi pengobatan anaknya hingga pulih.
"Malah nanti kalau Anjar sudah pulang dari rumah sakit, suruh ke Polres untuk laporan, mungkin untuk melengkapi berkas penyidikan. Artinya sudah ada komitmen polisi untuk mengusut kasus itu," katanya.
Ia pun tak berkeinginan menuntut ganti untung atau kompensasi atas kerugian yang dialami anaknya karena jadi korban salah tangkap.
Ia hanya berharap, anaknya lekas sembuh serta tidak ada luka pada tubuh anaknya.
"Kalau yang lecet dan memar sih kelihatan sudah kering. Yang saya khawatirkan kalau bagian dalam tubuhnya ikut kena. Karena perutnya masih sakit. Tapi semoga tidak," katanya.
Proses pembubaran massa aksi penolakan PLTP beberapa hari lalu mengakibatkan sejumlah peserta aksi, termasuk seorang wartawan yang meliput jadi sasaran pemukulan oknum aparat.
Ada 23 peserta aksi dibawa ke Mapolres untuk diperiksa, termasuk satu di antaranya Anjar, pemuda tak tahu menahu demo itu yang kebetulan berada di dekat lokasi aksi. (*)