Imam yang menemukan korban mengaku langsung mengantarkan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Saat itu kondisi korban sudah tidak bergerak.
Namun, belum bisa dipastikan apakah masih bernafas.
Baca: Ini Alasan Djarot Tak Punya Kewajiban Hadir Dalam Sertah Terima Jabatan Gubernur DKI
"Saya menemukan sekitar jam 19.30, sudah tewas atau belum saya tidak tahu, hanya ada darah dari badannya yang mengucur," terang Imam yang saat itu bersama temannya.
Pawas 1 Polresta Palembang, Iptu Ali Sadikin mengungkapkan, duel maut yang menewaskan Bastari saat ini diduga terkait utang piutang.
Untuk barang bukti hanya didapatkan jam tangan diduga milik pelaku.
"Informasi bahwa keduanya adalah masih ada hubungan keluarga, saat ini terduga pelaku masih dalam pengejaran petugas," katanya.
Ketua RT 29, Rudi mengakui keduanya yaitu Kandi dan Bastari merupakan warganya yang sudah lama tinggal di wilayah tanggung jawab administrasinya.
Baca: Kisah Fitri Melahirkan Bayi Perempuan di Mobil Polisi
Diakui juga mereka berdua masih ada ikatan keluarga.
"Mereka berdua pekerjaannya buruh, sekalian juga sebagai penjaga malam di GOR Jakabaring, saat kejadian saya jualan di depan (Jalan Ahmad Yani)," katanya.
Sementara, istri korban Komariah tak henti-hentinya menangis melihat jasad suaminya sudah terbujur kaku.
Korban memiliki tiga orang anak yang semuanya adalah perempuan.
"Bapak, kenapa cepat pergi, bagaimana kami pak," ucap Komariah menangis histeris.
Berita ini sudah dimuat di Tribunsumsel.com dengan judul: