TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Ratusan warga dari tiga desa yang masuk daerah kawasan rawan bencana (KRB) mengungsi ke Desa Macang, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali, yang secara geografis juga masuk zona rawan alias merah.
Macang ditetapkan sebagai KRB sejak 5 Oktober 2017.
Perbekel Macang Ni Putu Dwi Suryanti menyebut, warga yang mengungsi ke Desa Macang sebagian besar dari Desa Jungutan, Bhuana Giri, serta Desa Bebandem.
Jumlah pengungsi yang masih bertahan di Macang sekitar 325 orang/jiwa.
"Pengungsi datang ke Macang sejak tanggal 22 September. Sebelumnya, jumlah pengungsi hampir mencapai 750-800 orang dan terus meningkat," kata Dwi Suryanti kepada Tribun Bali, Senin (16/10/2017).
Sebagian warga memilih mengungsi ke Desa Macang lantaran bercermin dari letusan Gunung Agung tahun 1963.
Sebagian warga dari Jungutan, Buanagiri, dan Bebandem yakin Desa Macang tak kena dampak erupsi Gunung Agung seperti 54 tahun silam.
Saat ini, sudah ada berapa pengungsi yang kembali ke rumahnya.
Alasannya untuk melihat kondisi rumah, ternak, serta barang berharga lainnya.
Baca: Mantan Anggota Satpol PP Jual Istrinya Berkali-kali dengan Tarif Rp 250 Ribu Sekali Kencan
Pengungsi akan kembali ke posko Desa Macang ketika malam hari, untuk antisipasi hal yang tak diinginkan.
Berdasarkan penuturan orangtua dulu, Desa Macang hanya terkena hujan abu serta lontaran krikil kecil, ditambah aliran lahar dingin yang mengalir saat musim hujan.
Macang tidak sampai terkena lahar panas, asap panas, dan material yang cukup berat atau besar.
Walaupun Macang ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan rawan bencana, tapi banyak warga dari desa lain yang mengungsi ke Macang.