TRIBUNNEWS. COM, BANYUWANGI - Hari Santri yang diperingati tiap 22 Oktober adalah momentum untuk memperkuat rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air. Wujud konkritnya, kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dengan menjadikan Tanah Air sebagai "sajadah" tempat kita menuai berkah dari aktivitas yang bermanfaat bagi banyak orang.
"Kalau pakai istilah sekarang, santri 'zaman now' harus gemar berinovasi, melek teknologi, memperjuangkan prestasi, dan selalu cinta negeri dengan selalu memberi manfaat ke orang lain," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sela peringatan Hari Santri.
Abdullah Azwar Anas memaparkan, 22 Oktober merujuk pada peristiwa super bersejarah yang menunjukkan bahwa nasionalisme semakin dikobarkan setelah Resolusi Jihad dicetuskan oleh pendiri NU KH Hasyim Asyari setelah sebelumnya Bung Karno meminta fatwa tentang hukum membela Tanah Air kepada Mbah Hasyim.
Anas memaparkan, dari sowan Bung Karno ke Mbah Hasyim itu, kemudian muncul ungkapan Mbah Hasyim yang hingga kini sangat terkenal dan terus relevan sampai kapan pun, yaitu cinta Tanah Air sebagian dari iman atau hubbul wathon minal iman.
"Pertempuran heroik arek-arek Suroboyo antara lain didorong oleh spirit dari Mbah Hasyim tersebut sehingga menaklukkan penjajah dan menewaskan pimpinannya yaitu Jenderal Mallaby," ujarnya.
Rentetan peristiwa bersejarah itu, kata Anas, menunjukkan Jawa Timur adalah rahim perjuangan bangsa. "Di Jatim-lah tempat lahirnya Bung Karno dan KH Hasyim Asyari, yang sekaligus juga menunjukkan betapa Bung Karno dan Mbah Hasyim punya keterpaduan yang kuat antara wawasan kebangsaan dan keagamaan," papar Anas.