Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
TRIBUNNEWS.COM, SINJAI - Murid SDN 45 Boja Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai, Sulawesi Selatan ini penuh perjuangan untuk menuntut pendidikan, Senin (24/10/2017).
Para murid-murid di kampung pedalaman di Sinjai ini berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk bisa sampai ke sekolah mereka di puncak Boja.
Mereka harus melintasi anak-anak sungai, jalanan terjal yang berliku, mendaki, menuruni bukit, hutan produktif seukuran satu meter hingga jalan berlumpur.
"Tiap hari kami harus jalan sini pak," kata salah seorang murid SDN 45 Awal saat dijumpai TribunSinjai.com di kampung tersebut.
Ada sekitar 200 orang lebih penduduk di kampung tersebut. Mereka tak miliki jalan yang memadai yakni hanya miliki jalan stapak ukuran 2,5 meter, begitupula penerangan. Sebagian penduduknya gunakan pelita malam hari dan sebagian gunakan mesin genset agar.
Pemerintah di Kabupaten Sinjai maupun Pemerintah Desa Puncak tak mampu berbuat banyak membangunkan sekolah ini gedung yang memadai karena masuk lahan kawasan hutan lindung.
Meski pemerintah di Sinjai berpendapat jika di kampung itu masuk dalam kawasan hutan lindung tetapi warga di daerah itu menolak jika disebut menempati kawasan hutan sebab mereka bertempat tinggal sejak Indonesia belum merdeka di daerah yang berjarak sekitar 35 kilometer dari Ibukota Sinjai itu.
SDN 45 Boja ini adalah sekolah jarak jauh dari SDN 45 Lempangan Desa Puncak, Kecamatan Sinjai Selatan. (*)