TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan budaya tertib lalu lintas.
Satu di antaranya seperti yang dilakukan petugas dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kulonprogo.
Mereka turun 'ngamen' ke sejumlah area publik di sekitaran Kota Wates untuk mensosialisasikan gaya hidup tertib berlalulintas.
Program Polantas Ngamen ini jadi bagian untuk mensosialisasikan Operasi Zebra Progo 2017 yang akan berlangsung pada 1 hingga 14 November.
Beberapa tempat didatangi rombongan Polantas yang juga mengusung kelompok musik calung dalam kegiatannya.
Baca: Sosok Lain Beri Klarifikasi Mengejutkan Usai Teman Dekat HA Buka Suara terkait Video Mesum
Di antaranya ke kompleks Pemkab Kulonprogo, Pasar Wates, Terminal Wates, hingga Simpang Empat Karangnongko.
Sembari mensosialisasikan brosur dan flyer aneka peraturan lalu lintas dan imbauan, para polisi itu mengajak masyarakat untuk berjoget bersama mengikuti alunan irama musik calung yang turut dibawa serta dalam kegiatan itu.
Kehadiran dua boneka maskot, Pocil yang turut berjoget menambah keseruan kegiatan.
Baca: Sugiono Tak Menyangka Bisa Selamat Setelah Tubuhnya Terjepit Mobil yang Dihantam Girder
Kasat Lantas Polres Kulonprogo, AKP Maryanto berharap dari kegiatan ini masyarakat semakin memahami peraturan lalulintas dan memahaminya.
Apalagi tingkat pelanggaran masih cukup tinggi.
"Misalnya, pelajar bawa motor tidak punya SIM, warga tidak pakai helm, pengemudi mobil tidak memakai sabuk keselamatan. Harapan kami, tindakan itu tidak diulang lagi dan mereka tidak perlu kena tilang," kata Maryanto kepada Tribun Jogja, Senin (30/10/2017).
Musik calung dipilih untuk meramaikan sosialisasi tersebut karena unsur budayanya yang dekat dengan masyarakat.
Baca: Kasus Persetubuhan Pelajar Terungkap Setelah Orangtua Temukan Foto Putrinya Tanpa Busana
Sekaligus menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mendekat dan mendengarkan sosialisasi perilaku tertib lalu lintas.
Seorang pengunjung Pasar Wates, Evi mengaku senang dengan cara Polantas memberikan sosialisasi tertib berlalu lintas tersebut.
Suasana lebih cair sehingga tidak ada batas kaku antara polisi dan masyarakat.
"Sosialisasi yang disampaikan jadi lebih mengena," kata dia.