Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Faizy
TRIBUNNEWS.COM, CISARUA -Pimpinan Restoran Rindu Alam Puncak, Kabupaten Bogor, Adam Adji menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan mengeksekusi bangunannya.
Cucu dari Jenderal Ibrahim Adjie ini menilai mestinya segala sesuatu yang menjadi pemicu dari keputusan penggusuran bisa dibicarakan secara baik-baik.
"Ini cuma warung nasi kok, yang semua orang butuh makan, kayaknya naif banget lah ya yang jualan nasi diusik, sementara yang lebih membaukan nama Puncak tidak diapa-apain," ungkap Adam ketika ditemui TribunnewsBogor.com di Puncak.
Baca: Gali Tanah untuk Fondasi Museum Warga Malah Temukan Fosil Kepala Banteng Purba
Adam bahkan membandingkan dengan rencana pembangunan cottage dan restoran di kawasan wisata Talaga Warna.
Menurut Adam, mestinya kawasan tersebut tak diusik oleh pembangunan apapun karena menjadi daerah resapan air.
"Kami baik kok sama pihak provinsi, namun entah kenapa, padahal kami jelas gak ada masalah, kami dapet penghargaan juga karena bayar pajak bagus, terus penghargaan dari Kabupaten Bogor juga," katanya.
Adam mengungkapkan jika pengusuran Restoran Rindu Alam tetap dilakukan, ia tidak pernah punya keinginan untuk memindahkan restoran di tempat lain.
Ia juga mengaku khawatir jika nanti setelah restorannya digusur, justru dibangun kembali bangunan baru oleh pihak ketiga.
Baca: Mobil Ambulans di RSUP Adam Malik Milik Tauke, Setiap Bulan Setor Rp 1,75 Juta kepada RS
"Kami sebenarnya tidak mau pindah ya, kalau pindah pun nyari tempat kaya gini di mana? Sangat disayangin banget kalo sampai ada pihak ketiga yang pengen dan akhirnya dibangun lagi di sini, contohnya udah ada di sekitar sini," ungkapnya.
Ia juga mengaku selama Rindu Alam berdiri ketika ada longsor pihaknya yang menangani, bahkan kerusakan lainnya pun selalu perbaiki.
Jika sampai restoran Rindu Alam pindah, Adam Adji sangat menyayangkannya karena tempat makan tersebut sudah jadi ikon, seperti ke Puncak tidak mampir ke Rindu Alam itu terasa kurang pas.
"Harusnya provinsi lebih mempercayakan ke kita lagi untuk memperbaiki, oke lah ini bangunan lama, old school, komunikasi lah, kenapa pak ini tolong diginiin lagi, kan enak. Sayang sekali kalau Pemprov tidak melihat sosok Ibrahim Adji yang selama ini namanya harum dimana-mana," ungkapnya.