MM mengatakan, melaui pesan WhatsApp, ia sempat meminta uang muka sebagai ongkos bensin.
Namun permintaan itu ditolak Kariadi, dengan alasan takut kena tipu.
Sebab sebelumnya, ia mengaku sudah pernah ditipu sebanyak dua kali.
"Saya sempat ragu juga saat mau jalan. Tapi dia kirim fotonya, kirim lokasinya, dan dia selalu tanya sudah sampai dimana? kabari ya'. Akhirnya saya pun percaya," tuturnya.
Untuk berkencan dengan Kariadi, MM bahkan harus membohongi temannya.
Ia meminta temannya agar diantar menuju lokasi yang telah ditentukan Kariadi.
Hanya saja, MM mengaku akan menjual telepon seluler.
Baca: Ketua Geng Motor Berbahaya dan Pelaku Pelecehan Seksual Asal Australia Ditolak Masuk Bali
Sementara itu, Kapolsek Bangli, Kompol Dewa Made Raka menjelaskan, tertangkapnya Kariadi berawal dari informasi masyarakat Kubu, Bangli yang resah dengan beredarnya uang palsu.
Berdasarkan laporan ini, pihaknya langsung melakukan penelurusan hingga akhirnya bertemu dengan korban penipuan, MM.
"Korban menjelaskan ia baru saja dibayar menggunakan uang palsu Rp 2,6 juta yang semuanya pecahan Rp 100 ribu. Korban juga langsung memberikan kami keterangan berupa foto dan rumah pelaku," kata Kompol Dewa Raka.
Berbekal dari informasi tersebut, pihaknya langsung berpencar untuk melakukan penelusuran.
Pukul 01.00 Wita, Kariadi berhasil diringkus saat berada di sebuah ATM Bank di Jalan Nusantara, Bangli.
Dari penangkapan tersebut, pihaknya juga sempat melakukan penggeledahan di rumah Kariadi.