News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS Gelontorkan Rp 205 Miliar untuk Konservasi Hutan Sumatera

Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hutan

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Konsul Jenderal Amerika di Medan, Juha P Salin mengaku sangat mendukung upaya sejumlah NGO (Non Government Organization) atau LSM untuk melestarikan hutan tropis di Sumatera.

Sebagai bentuk nyata dukungan Amerika menjaga ekosistem hutan, Negeri Paman Sam itu telah menggelontorkan dana segar bagi pemeliharaan hutan tropis.

"Kami cukup bangga menjadi bagian kemitraan dalam memelihara hutan tropis di Sumatera. Dalam kesempatan ini, kami juga sudah memberikan dana sebesar Rp 205 miliar (lebih) bagi kelestarian hutan tropis," kata Juha P Salin didampingi Gubernur Sumatera Utara, T Erry Nuradi, Senin (20/11/2017).

Baca: KPK Cetak Sejarah Penjarakan Ketua DPR RI

Juha mengatakan, kelestarian hutan wajib dijaga agar bisa dinikmati generasi berikutnya.

Tidak hanya hutan Sumatera, Juha mewakili pemerintah Amerika Serikat juga menggelontorkan dana untuk kelestarian hutan di Kalimantan.

"Program TFCA (Tropical Forest Conservation Action of Sumatera) ini sebenarnya sudah diloloskan dalam kongres di Amerika sejak 1998. Karena kami ingin memastikan kelestarian hutan bisa diwariskan pada generasi berikutnya," kata Juha.

Ia mengatakan, hutan tropis Indonesia adalah paru-paru dunia. Dengan begitu, apapun alasannya, hutan tropis sebagai penyangga paru-paru dunia wajib dijaga.

Baca: Sang Pria Sudah Pasang Kondom Tapi Aksi Mesum Pasangan Remaja Kepergok Petugas Satpol PP

Dalam kesempatan ini, Juha juga membahas mengenai masalah perburuan hewan dilindungi.

Ia telah melaksanakan pelatihan bagi petugas yang rutin patroli di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

"Minggu lalu ada kerja sama dengan Amerika dan Indonesia menyangkut pelatihan penegakan hukum Polri dan interpol. Pelatihan penegakan hukum ini menuntaskan masalah ilegal logging dan perburuan," ungkap Juha.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), MS Sembiring menyambut baik langkah pemerintah Amerika.

Kerusakan sumber daya hutan ternyata tidak berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan.

Baca: Warga Tergopoh-gopoh Angkut Jenazah Nenek Fatimah di Tengah Kepungan Banjir

"Di tahun 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat dari 25.863 desa di dalam dan sekitar kawasan hutan, sekitar 71 persen hidupnya bergantung pada hutan. Dari jumlah itu, diperkirakan 10,2 juta jiwa masyarakat di kawasan hutan masuk kategori miskin," ungkap Sembiring.

Untuk menjaga kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, kata Sembiring, mereka merangkul masyarakat untuk memanfaatkan hutan sebagai sumber ekonomi dengan menanam kopi, cokelat, pala, cengkeh dan karet.

Dengan cara itu, mereka dapat memperoleh kehidupan yang layak. (Ray/tribun-medan.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini