TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat Dayak Agabag yang tersebar di Kecamatan Lumbis, Lumbis Ogong, Sebuku, Sembakung dan Sembakung Atulai (Kabudaya) sampai ke wilayah Sabah, mengadakan Ilau (pesta besar) dan Musyawarah Besar VIII Suku Agabag, dari 20 hingga 24 November 2017 di Kecamatan Sembakung Atulai, Nunukan-Kalimantan Utara.
Tujuan dari Ilau dan Mubes 2018 ini, menurut Lumbis, ketua panitia, sekaligus Ketua Dewan Adat Agabag tingkat propinsi, adalah untuk memperkuat persaudaraan masyarakat adat Agabag, sekaligus untuk membentuk kepengurusan Dewan Adat Agabag baru di semua tingkatan, dari desa sampai propinsi.
Ilau atau Irau sendiri, menurut Lumbis, adalah bahasa dayak untuk Pesta Besar atau Festival.
Acara Ilau, selayaknya pesta, adalah sebuah kegembiraan yang diisi dengan nyanyian dan tarian daerah agabag.
Ilau berlangsung satu hari penuh, lalu disusul dengan Musyawarah Besar (Mubes) masyarakat Agabag.
"Mubes berlangsung empat tahun sekali. Dalam Mubes ini lah, dipilih kepengurusan baru Dewan Adat untuk semua tingkatan," urai Lumbis dalam keterangan yang diterima, Selasa (21/11/2017).
Ilau tahun ini diikuti oleh 3000 orang utusan dari kecamatan-kecamatan di Kabudaya. Mereka berpakaian adat lengkap dengan aksesorinya.
Selain itu Ilau juga dihadiri oleh delegasi Dewan Adat masyarakat Adat Murut di Sabah, yang serumpun dengan Dayak Agabag, sejumlah 15 orang.
Pembukaan acara diresmikan oleh Bupati Nunukan Asmin Laura Hafidz.
Dalam sambutannya, Laura yang beretnis Bugis, yang juga dalam momen ini menerima penghargaan sebagai warga kehormatan Dayak Agabag, merasa dirinya sebagai orang Dayak, karena selama ini ia merasa didukung dan dibantu oleh orang-orang Dayak.
Demikian pula sebaliknya. Ia berharap agar dalam Mubes Dayak Agag nanti hasilnya lebih memberikan kontribusi positif dalam pembangunan.
"Saya lebih merasa diri saya sebagai orang dayak. Kita selama ini saling membantu. Saya berharap agar Ilau berkontribusi positif dalam pembangunan di Nunukan," kata Laura
Dalam Ilau dan Mubes Dayak Agabag kali ini, diberikan penghargaan dan gelar kehormatan kepada 3 orang yang dianggap berjasa bagi masyarakat Agabag, yaitu kepada Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafidz, yang selalu memberi ruang dan mendukung kegiatan kebudayaan Masyarakat Dayak Agabag.
Penghargaan diberikan juga kepada DR. Johanes Redjaban, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), yang meneliti selama 4 tahun dan mempromosikan budaya Dayak Agabag.
Serta penghargaan terhadap Teddy Wibisana, Ketua Umum Almisbat (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat), yang melakukan pendampingan, serta membantu perjuangan masyarakat Dayak Agabag untuk mewujudkan DOB Kabudaya dalam bentuk menjembatani keinginan mereka, dengan pengambil keputusan di pusat.