News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ngeri! Lihat Video Detik-detik Jembatan Gantung di Jogja Ini Luluh Kantak akibat Hujan Deras

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selasa, 28 November 2017 15:47 VIDEO - Menegangkan! Detik-detik Sebuah Jembatan Gantung Runtuh akibat Hujan Deras Detik-detik Jembatan Runtuh

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Hujan yang terus menerus mengguyur DI Yogyakarta dan sekitarnya dalam tiga hari terakhir telah membuat sejumlah sungai meluap.

Sejumlah laporan terjadinya bencana antara lain longsor, banjir, pohon tumbang dan lainya mulai bermunculan hingga Selasa (28/11/2017) siang ini.

Terbaru, seorang warganet merekam detik-detik jembatan Nambangan yang luluh lantah.

Jembatan ini menghubungkan Dusun Nangsri, Srihardono dengan Dusun Nambangan Seloharjo Pundong kabupaten Bantul.

Adalah warganet yang pemilik akun Ahmad Dwi Susanto yang mengunggah video detik-detik runtuhnya jembatan itu di grup Info Cegatan Jogja.

Baca: Diberi Kejutan Ulang Tahun Oleh Chelsea Islan, Daffa Wardhana Malah Lakukan Ini

"Ini adalah kejadian runtuhnya jembatan yang menghubungkan nangsri srihardono-nambangan seloharjo," tulisnya memberikan keterangan.

Awalnya, dalam video itu terlihat Sungai Opak yang mengalir di bawah jembatan tampak meluap.

Sementara jembatan yang sudah rapuh terlihat bergetar kerena derasnya arus sungai.

Baca: Densus 88 Lacak Pemberi Dana Terduga Teroris Pontianak

Beberapa saat kemudian, muncul benda yang kemungkinan adalah pepohonan yang ikut hanyut terbawa arus sungai.

Pepohonan ini kemudian menyangkut ke jembatan. Brakkkk... Jembatan tak kuasa menahan lalu runtuh.

Cuaca Ekstrem

Jembatan gantung di Nambangan, Pundong, Bantul, masih terus dipakai warga untuk melintas.

Padahal kondisinya sudah rusak dan nyaris ambruk karena pondasi jembatan tergerus luapan Sungai Opak.

Kondisi Jembatan Nambangan yang menghubungkan Desa Seloharjo dengan Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, kini sudah sangat memprihatinkan.

Pondasinya bergeser akibat luapan Sungai Opak.

Meskipun sangat membahayakan dan sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan, namun warga masih tetap nekat melintasi jembatan tersebut.

Bahkan setiap hari tidak hanya warga Seloharjo maupun Srihardono saja yang menggunakan jembatan tersebut.

Warga luar daerah seperti dari Gunungkidul juga masih menggunakan jembatan itu untuk melintasi Sungai Opak.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mencatat saat ini rata rata hujan di DIY sudah masuk kategori lebat.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono menginformasikan rata rata hujan sudah diatas 100 mm per hari.

Djoko mengatakan dengan angka tersebut, saat ini apa yang terjadi di DIY sudah termasuk ekstrem.

"(100 mm)Itu harian. Saat ini untuk harian memang tergolong ekstrem," katanya kepada Tribunjogja.com, Selasa (28/11/2017).

Lantas apakah saat ini sudah memasuki puncak musim hujan?

Djoko mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah dampak cuaca harian akibat adanya badai Cempaka di perairan selatan Yogyakarta.

Sementara untuk puncak musim hujan orientasinya bukan harian namun bulanan.

"Secara normalnya CH (curah hujan) bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari. CH hujan dipuncaknya bisa mencapai 400 hingga 600 mm per bulan," katanya.

BMKG Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang berlaku mulai 28 November 2017 hingga 30 November 2017.

Badai Cempaka yang ada di perairan Selatan Jawa, bergerak ke arah timur dan mengakibatkan belokan angin dan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di atas DIY.

Sementara aliran masa udara basah dari barat menyebabkan kondisi udara di sekitar Jawa dan DIY menjadi sangat tidak stabil.

Akibat dari interaksi kedua fenomena tersebut berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah DIY, berupa potensi hujan sedang hingga sangat lebat di sebagian besar Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, sebagian besar Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul bagian selatan dan sebagian besar Kabupaten Gunung Kidul.

Sementara potensi peningkatan kecepatan angin di sebagian besar Kabupaten Sleman, sebagian besar Kabupaten Kulon Progo dan sebagian besar Kabupaten Gunung Kidul.

Untuk gelombang tinggi di perairan selatan antara 2,5 hingha 6 meter.

Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini