Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Hari ini (Rabu, 13/12/2017) seluruh angkutan kota (angkot) di Medan melakukan mogok massal.
Aksi mogok dilakukan sebagai upaya penolakan angkutan online yang sebelumnya pernah diributi oleh penarik becak motor.
Karena aksi mogok massal ini, seratusan siswa dari berbagai sekolah tidak bisa berangkat ke sekolahnya. Di kawasan Jalan Djamin Ginting tepatnya di Simpang Pos, puluhan sopir angkot malah melakukan sweeping.
Baca: Kata-kata Terakhir Sopir Go-Car Sebelum Dieksekusi Pembunuh Berdarah Dingin
Baca: Biadab, Siswi SMA Ini Disekap di Dalam Karung Lalu Diperkosa
Mereka tidak mengangkut penumpang, dan tiap sopir yang bekerja diadang. Karena aksi anarkis ini, seratusan polisi gabungan terpaksa turun tangan.
Seratusan siswa sekolah terpaksa diangkut menggunakan truk Sabhara. Kapolsek Delitua, Kompol Arifin Marpaung mengatakan, polisi berupaya mengantarkan para siswa ke sekolahnya agar bisa belajar.
"Kami juga membantu masyarakat yang hendak bekerja. Bagi anak sekolah, kami antar dengan sepeda motor juga," kata Arifin, Rabu (13/12/2017).
Ia mengatakan, pihaknya melakukan penjagaan ketat di kawasan Simpang Pos karena sejak pagi tadi terjadi aksi anarkis. Beberapa pengemudi angkutan online sempat distop oleh sopir angkot.
"Kami tetap berupaya melakukan penjagaan hingga situasi benar-benar aman. Sejauh ini, kondisi sudah terkendali," katanya.