Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga di Jalan Mabar, Kelurahan Sei Kera Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan mengaku resah dengan aksi perampokan yang dialami guru wanita Methodist 3 Medan.
Menurut warga, aksi kawanan perampok yang melindas kaki guru tersebut terbilang sadis.
"Saat kejadian, saya masih berada di dalam rumah. Setelah pelaku kabur, baru saya dengar suara korban menangis," kata Ronal Sianipar, Sabtu (16/12/2017).
Namun, Ronal tak mengetahui identitas guru tersebut. Hanya saja, ia melihat korban menangis setelah diseret-seret, dan kakinya dilindas hingga remuk oleh kawanan rampok.
Baca: BMKG Cabut Peringatan Tsunami Gempa Tasikmalaya
"Pelakunya naik sepeda motor Satria FU. Mereka pakai baju hitam-hitam," ungkap Ronal yang kebetulan membuka usaha cuci motor di depan rumahnya.
Hal senada disampaikan Alex. Menurutnya, guru Methodist 3 itu dirampok persis di depan pintu rumahnya.
Saat harta benda korban dirampas, perempuan itu tidak terdengar teriak.
"Mungkin waktu diseret-seret pelaku, korban berusaha mempertahankan tasnya. Setelah pelaku pergi, saya dengar ada orang nangis di depan rumah," ungkap Alex.
Baca: Jasad Made Asa Ditemukan Menempel di Pohon Kelapa
Pria yang kesehariannya menjual sarapan pagi ini menjelaskan, ketika mendengar suara perempuan menangis, ia keluar. Saat itu, dia melihat korban sudah terluka.
"Kejadian perampokan guru itu terjadi pada Rabu (13/12/2017) kemarin sekitar pukul 05.30 WIB. Kebetulan saya masih di dalam rumah," ungkap Alex.
Kasus perampokan ini videonya viral di media sosial.
Menurut Alex, video yang viral itu sebelumnya terekam dari CCTV yang ada di depan rumah dan rumah tetangganya.
Baca: Sang Ibu Tak Punya Firasat Kematian Nindy Tapi Mimpi Anak Pertamanya Jadi Kenyataan
"Setelah kejadian, Intel polisi datang ke sini minta rekaman CCTV. Semua CCTV di daerah sini sudah dibawa polisi," katanya.
Guna mencari tahu identitas korban, Tribun sempat menyambangi Sekolah Methodist 3 di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Sayangnya, sekuriti tidak memperkenankan Tribun menemui pihak sekolah.
"Kebetulan pihak sekolah lagi ibadah Natal. Jadi belum bisa diganggu bang," kata sekuriti bernama Pele.
Pria berpakaian safari dan berpenampilan cepak ini mengaku tidak tahu identitas guru yang dirampok.
"Kejadiannya kan di luar sekolah bang. Jadi kok ke sini," katanya.
Tribun menjelaskan bahwa kedatangan hanya ingin mengetahui identitas korban. Namun sekuriti tetap tidak memperkenankan Tribun menemui pihak sekolah. (Ray/tribun-medan.com)