TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Rumah dua pria yang diduga menderita gangguan jiwa, Seger (44) dan Jari (40) warga Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri reyot dan nyaris ambruk.
Rencana perbaikan rumah hingga saat ini tidak pernah ada realisasi.
Padahal sejumlah perangkat desa sudah pernah memeriksa untuk mengusulkan perbaikan.
"Setahu kami sudah pernah didatangi oleh petugas, tapi sampai sekarang belum ada realisasinya," ungkap Dyah (25) tetangganya kepada Surya, Sabtu (14/1/20 18).
Rumah Seger dan Jari kondisi dindingnya dari anyaman bambu sudah bolong dan kayunya sudah lapuk. Malahan tiangnya yang telah miring harus ditopang dengan kayu penyangga.
Di dalam rumahnya juga tidak ada perabot yang berharga. Hanya ada sepeda butut yang catnya telah kusam, sebuah meja dan kursi kayu yang telah lapuk serta ranjang kayu yang reyot.
Untuk mandi, cuci dan buang hajat kedua bersaudara itu dilakukan di sungai. Warga jarang memergoki keduanya menyantap makanan di rumah.
Dijelaskan Dyah, dalam keseharian Seger dan Jari tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitarnya. Karena kedua bersaudara itu menderita gangguan kejiwaan.
Namun meski mengalami gangguan jiwa, tidak pernah mengamuk atau mengganggu warga sekitarnya.
Termasuk untuk keperluan makan sehari - hari dilakukan dengan mencari ikan di sungai belakang rumahnya. "Orangnya tak pernah mengamuk, tapi sulit diajak komunikasi," tambahnya.
Warga juga memaklumi jika kedua orang itu mengambil makanan dari tanaman milik warga di ladang dan kebun.
"Dulu sebenarnya pernah mendapatkan bantuan beras miskin, namun tidak mampu menebusnya," jelasnya.
Sehingga sekarang tidak mendapatkan bantuan lagi. Terkait gangguan kejiwaan sendiri juga tidak pernah mendapatkan bantuan obat dari puskesmas.
Seger informasinya pernah menikah saat merantau bekerja di Sumatera. Pria ini sulit diajak untuk berkomunikasi namun dari ekspresinya Seger senang saat didatangi dan mau diajak berjabat tangan.