Namun ibunya sadar bahwa itu tidak akan mampu menyembuhkan YK.
Itu sebabnya ia memutuskan untuk mengadu ke Pemkot Surabaya.
Dari pengaduan tersebut, Pemkot segera melakukan tindakan lebih lanjut pada YK.
Tim yang terdiri dari dokter, psikolog dan psikiater diturunkan untuk menggali seberapa jauh tingkat kecanduan yang diderita bocah yang baru duduk di kelas 1 SD tersebut.
Sejauh ini, belum ada penuturan bahwa anak tersebut sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa atau tidak.
Orang tua YK mengakui bahwa lingkungannya saat itu masih ada lokalisasi Dolly.
Meski neneknya hanya berjualan nasi di sana, namun lingkungan di sana bisa jadi yang mengajarkan pengaruh buruh pada YK.
"Bisa saja kondisi rumah di sana tidak ada batas antara yang membuka jasa prostitusi dan yang rumah tangga. Bahkan ada yang rumah tangga tapi ada yang buka praktek," ucapnya.
Saat ini dikatakan Nanis, YK sudah ditangani Pemkot.
Bocah itu saat ini masih bersama keluarganya di Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran.
Ia belum masuk ke shelter lantaran juga masih berobat untuk penyakit TBC.
Pemerintah Kota Surabaya sedang memberikan penanganan intensif terhadap pelajar tersebut.
Nanis Chairani, mengatakan langkah saat ini yang diambil adalah pemberian obat penurun libido pada anak berinisial YK tersebut.
"Kami bersyukur ibunya mau menceritakan ke kami dan mengantarkan anaknya untuk diobati. Kini anak tersebut diberi obat untuk menurunkan libido sehingga aktivitas menyimpang yang mengajarkan adiknya untuk melakukan perilaku orang dewasa bisa dikurangi," kata Nanis.