News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rumah Ibadah Tak Menerima Uang Bansos, Diduga Dikorupsi

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu rumah ibadah di Sumatera Utara yang tersendat pembangunannya

Dia menyampaikan, ada dua data yang berbeda, satu data menyebutkan mereka terima uang bansos. Tapi pada data lainnya, kosong. Bahkan, pihak Pemprov meminta surat keterangan berhak terima bansos di Bina Sosial Pemprov Sumut.

“Pada intinya mereka sampaikan kami tidak menerima dana bansos namun tidak ada keterangan yang jelas. Sehingga, disarankan untuk mengajukan lagi tahun depan. Kenapa pula ketika kami datang satu buku ada, sedangkan satu buku lagi tidak ada,” katanya.

Berbekal data penerima bansos rumah ibadah 2017, Tribun Medan/Tribun-Medan.com melakukan penelusuran secara acak ke sejumlah rumah ibadah di Sumut. Seperti, Kota Medan, Pematangsiantar, Pulau Samosir.

Hasilnya, temuan Tribun Medan, banyak pengurus rumah ibadah tidak menerima uang bansos walaupun rumah ibadah mereka terdaftar. Bahkan, pada umumnya, rumah ibadah sudah disurvei oleh staf Bina Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Staf Bina Sosial Provinsi Sumatera Utara melakukan survei ataupun pengecekan rumah ibadah pada bulan Ramadan 2017. Tapi, realisasi uang bansos tak ada padahal mereka butuh uang untuk pembangunan gedung.

Seorang Imam Masjid Al-Amaliyah, Jalan Amaliyah Rengas Pulau, Marelan, Tarwin (86) menyatakan, pada awal 2017 telah mengajukan proposal bantuan sosial ke Pemprov Sumut. Tapi hingga akhir Desember 2017 tidak ada kejelasan.

“Ketua BKM yang mengajukan langsung proposal pembangunan masjid. Pada saat survei, mereka bilang uang akan cair pada akhir Desember, tapi hingga sekarang belum ada kejelasan,” ujarnya saat berbincang kepada Tribun Medan/Tribun-Medan.com.

Ia kemudian membawa Tribun Medan/Tribun-Medan untuk berjalan di seputaran masjid. Kondisi masjid sangat memperhatinkan karena lantai masih semen kasar alias belum keramik. Dinding masjid masih batu bata, belum ada plester.

 Lebih lanjut, pada bagian atas masjid belum di asbes, kayu-kayu kerangka penutup masjid terlihat jelas. Bahkan, atap masjid tidak seluruhnya seng yang baru alias beberapa seng sudah berkarat. Sejak 2013, masjid sudah dibangun.  

 Proses pembangunan masjid sudah berlangsung empat tahun namun belum tuntas karena butuh biaya besar. Dahulu, masala ukuran 6X6 meter. Tapi, sekarang dijadikan masjid dan diperbesar dengan ukuran 9X9 meter.  

 Ketua BKM Masjid Al-Amaliyah, Bambang Sariono Derita, berujar, mereka ajukan bantuan sosial dan sudah dilakukan survei. Ada tiga orang tim survei datang untuk mengecek kondisi masjid. Tapi, belum ada kejelasan tentang bansos itu.

 “Hingga kini belum ada realisasi dari Pemprov Sumut, karena tidak ada telepon maupun konfirmasi langsung. Padahal, beberapa waktu lalu, ada nota pemberitahuan kami terima dana bansos itu. Kita masih menunggu saja,” katanya.

 Pengurus masjid sangat mengharapkan uang bansos karena pembangunan baru 30 persen. Dahulu, pegawai Pemprov Sumut menyatakan uang yang akan diterima mencapai Rp 54 juta. Tapi belum ada kejelasan tentang dana itu.

Setelah itu, penelusuran realisasi uang bansos rumah ibadah dilanjutkan ke masjid lain. Tribun-Medan/Tribun-Medan.com mendatangi Masjid Al-Jihad, Desa Jati Kesuma, Kecamatan Namorambe. Masjid berlantai dua itu tertera menerima bansos sebesar Rp 180 juta dari Pemprov Sumut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini