Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Dugaan pelecehan siswi saat program ekstrakulikuler gabungan polisi siswa (Polsis) di sebuah SMAN Kota Tasikmalaya menemui titik terang.
Pihak SMAN dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) menyatakan islah (damai) setelah beraudiensi di Aula Malpolres Kota Tasikmalaya, di Jalan Letnan Harun, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Selasa (20/2/2018) Siang.
Sebelumnya, pada Sabtu (18/2/2018), pada kegiatan ekstrakulikuler polisi siswa (polsis) di SMAN Tasikmalaya tersebut yang diikuti 11 siswi madrasah aliyah dan 10 siswi MTs diduga terjadi sebuah pelecehan.
Puluhan siswi dari sekolah Mts tersebut melapor ke guru karena telah terjadi perbuatan tidak menyenangkan terhadap mereka yang dilakukan seorang siswi SMAN yang menjadi panitia pelaksana kegiatan tersebut.
Mereka mengadu pada gurunya telah disuruh seorang siswi untuk melucuti pakaian mereka dalam sebuah ruang kelas, dalam keterangannya mereka hanya mengenakan pakaian dalam pada saat itu.
Hal tersebut mengakibatkan puluhan siswi yang hidup di lingkungan pesantren merasa sedih dan malu, sontak para guru di sekolah MTs melaporkan kejadian itu kepada kepolisian.
Baca: 25 Siswi SMP Jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Guru
Pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya memfasilitasi kedua pihak untuk duduk bersama dan menyelesaikan secara kekeluargaan.
Kepala Polres Tasikmalaya Kota, AKBP Adi Nugraha menyatakan akan kembali mengevaluasi kegiatan polsis ini karena ada di bawah kepolisian.
"Kegiatan terjadi kemarin tidak ada koordinasi dengan Satbinmas yang dimana merupakan pembina, jadi tanpa sepengetahuan maka jadi bahan evaluasi," jelasnya.
Adanya hal ini, kata Adi semoga jadi pembelajaran semua pihak khususnya para pelaku dalam bidang pendidikan.
"Agar ke depan kegiatan lebih baik lagi dan tidak berulang lagi kejadian seperti ini," katanya.