TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kecelakaan terjadi di Luaha Kelurahan Tatahadeng , Minggu (25/2/2018) yang menimpa rombongan yang hendak menuju salah satu hajatan.
Sebanyak 23 orang menumpangi mobil L300 DL 8298 yang menjadi terbalik saat masuk kedalam curam.
Kejadian bermula saat rombongan tersebut mencari jalan alternatif karena jalan yang biasa dilalui ditutup karena ada acara.
Sopir pun memilih jalan alternatif yang menanjak.
Dengan beban yang cukup banyak kendaraan tak bisa menaiki jalur tersebut, alhasil mobil pun mundur.
Saat penumpang yang terdiri dari orang tua dan anak-anak langsung keluar menyelamatkan diri masing-masing.
Namun naas bagi seorang penumpang FK alias florensia (43), warga peling, tubuhnya tertindih dengan badan mobil bagian belakang.
Bersama dengan para penumpang dan sopir korban sempat ditolong untuk dibawa ke Puskesmas, namun dalam perjalan korban meninggal dunia.
Sopir saat diwawancarai mengatakan, bahwa saat tanjakan ia memang kesulitan.
Pasalnya, tak hanya menanjak, lebar jalan juga hanya dua meter.
Hal itu yang membuat mobil tidak berjalan mulus sampai di atas tanjakan.
"Belum selesai tanjakan tersebut, saya kaget melihat ada mobil yang parkir disisi kanan jalan tersebut, dengan spontan langsung mengerem, namun ketika lagi ingin tancap gas, mobil sudah tidak bergerak dan akhirnya memutuskan mundur pelahan-lahan. Baru sekira dua meter pandangan saya sudah terhalang, dan kemudian mobil jatuh ke sisih kiri jalan dengan ketinggian kurang lebih tiga meter," jelas AS.
Lanjut AS, setelah mobil terbalik dia keluar bersama dengan korban lainnya, melihat ada salah satu korban yang tertimpa bagian belakang mobil.
"Dengan gegas dibantu warga dan penumpang kami angkat korban dan dilarikan ke puskesmas Ulu Siau," jelasnya.
Sementara ketika ditanya apa alasan memilih jalan tersebut, dia mengaku hanya mengikuti petunjuk arah di pertigaan.
"Saat rombongan melintasi jalan di Kelurahan Tatahadeng, ada arah panah petunjuk jalan ikut Luaha, karena dijalan utama ditutup sementara ada acara. Maka rombongan mengikuti jalan tersebut," terangnnya.
Sementara itu Kapolres Sangihe AKBP I Dewa Made Adnyana, melalui Kapolsek Siau Timur IPTU Taddy Malamtiga membenarkan peristiwa tersebut.
"Benar telah terjadi kecelakaan mobil penumpang dari Desa Peling, yang menyebabkan salah satu penumpang meninggal dunia. Untuk penyebab sementara, sopir hilang kendali karena di jalur pendakian sangat sempit. Juga kondisi hujan, jalan licin," jelas Malamtiga.
Sementara ketika disentil terkait dengan pengalihan jalur, dia menegaskan pihaknya tidak pernah memberikan izin kepada masyarakat di jalan utama ketika ada acara untuk menutup semua badan jalan.
"Ketika ada yang datang bermohon seorang bapak untuk menutup sementara jalan, pihak polsek langsung menolak, karena saat itu tidak ada surat serta tidak ada jalur alternatif," akuhnya.
Bahkan kapolsek juga menegaskan, ketika ingin membuat acara, cukup menggunakan sebagian badan jalan. (Oly)