TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Unit Jatanras Polda Jatim datang ke lokasi penemuan mayat mantan Wakapolda Sumut Kombespol Purn Agus Samad di Perum Bukit Dieng Permai MB-9, Selasa (27/2/2018).
"Jatanras memang gabung sama kami," ujar Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Ambuka Yudha.
Dari pantauan Surya di TKP, petugas Jatanras bergabung dengan petugas Sareskrim Polres Malang Kota.
Tidak hanya memeriksa dalam rumah, polisi juga memeriksa sekitar rumah.
"Kami terus mengulang-ulang TKP untuk mengetahui apa penyebab kematian ini. Apakah bunuh diri atau dibunuh," ujar Ambuka.
Apakah polisi mengarahkan penyelidikan pada pembunuhan?
"Masih tetap fifty:fifty, apakah bunuh diri atau pembunuhan," tandas Ambuka.
Seperti diberitakan, Agus Samad ditemukan tewas di dalam rumahnya, Sabtu (24/2/2018).
Ada bercak darah di rumah itu. Kaki tubuh Agus ditemukan terikat di tali rafia yang ujungnya terikat di pagar balkon lantai 3 rumah itu.
Baca: Anniesa Balikin Duit Saya
Masih Fifty-fifty
Sebelumnya, polisi belum mengungkap secara tegas penyebab kematian mantan Wakapolda Sumatera Utama (Sumut) Kombespol Purnawirawan Agus Samad (71) hingga Senin (26/2/2018).
Polisi menjawab 'fifty-fifty' ketika disinggung apakah Agus tewas meninggal akibat bunuh diri, atau karena perbuatan orang lain.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jatim Kombespol Agung Yudha Wibowo dan Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha sama-sama melontarkan jawaban 'fifty-fifty' alias 50 persen:50 persen.
"Masih fifty-fifty lah, fifty-fifty seperti dugaan wartawan," ujar Agung usai memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) Perumahan Bukit Dieng Permai MB-9 Kota Malang, Senin (26/2/2018).
Jawaban Agung ini dilontarkan ketika ditanya wartawan apakah Agus tewas karena perbuatan diri sendiri atau karena perbuatan orang lain.
Jawaban nyaris senada juga dilontarkan Ambuka Yudha.
"50:50, fifty:fifty, terus kami dalami," ujar Ambuka.
Baca: Dua Jasad Korban Sambaran Petir Dibiarkan Tergeletak Seharian di Lokasi, Ada Alasan di Baliknya
Karena masih ada dugaan separo-separo itulah, polisi belum menyimpulkan apa penyebab tewasnya Agus Samad.
Saat memeriksa TKP, Senin (26/2/2018), anggota Satreskrim Polres Malang Kota mempraktikkan kembali kejadian pendobrakan pintu setelah ada informasi kalau Agus tidak bisa dihubungi.
Satpam perumahan setempat, Gunaryo juga diminta praktik langsung.
Ketika itu, Gunaryo-lah yang mendobrak pintu utama berwarna putih itu.
Gun mendobrak pintu itu setelah mendapat kabar dari tetangga Agus, Ny Rahma kalau Agus tidak menjawab telepon sang istri, Ny Suhartatik, Sabtu (24/2/2018) pagi.
Atas izin Suhartatik, Gun mendobrak pintu itu.
Pintu hanya terkunci di bagian bawah. Salah satu daun pintu terbuka.
Baca: Sang Putra Akui Ada Gerakan Lobi-lobi Para Ulama untuk Bebaskan Baasyir
Saat itulah kemudian diketahui kalau Agus meninggal dunia di halaman belakang rumah tersebut.
Seperti diberitakan polisi menemukan ceceran darah, silet, dan tubuh Agus yang terikat tali rafia.
Kedua pergelangan kaki Agus terikat tali rafia.
Ujung tali rafia itu terikat di pagar balkon lantai 3 rumah itu.
Ketika Surya bertanya apa latar belakang Agus sehingga polisi menduga ia bunuh diri. Ambuka menjawab motif itu bisa apa saja.
"Bisa ada beberapa, itu yang sedang kami dalami," ujarnya.
Motif itu bisa jadi yang bersangkutan sakit, atau juga ada persoalan keluarga.
Sakitnya Agus dibuktikan dengan ditemukannya beragam obat di rumah itu yang dikonsumsi Agus.
Sedangkan apakah ada persoalan keluarga, polisi belum menyentuh indikasi itu karena masih meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk dari sang istri, Ny Suhartatik.
Ketika dikonfirmasi tentang analisa polisi perihal tali rafia di kaki Agus yang ujungnya terikat di pagar balkon lantai 3, Ambuka menjawab pihaknya juga masih mendalami itu.
Baca: Fifi Lety Indra Ogah Sebut Nama Buni Yani Usai Sidang PK Ahok
"Itu juga masih kami dalami. Apa fungsi tali rafia itu. Kami masih periksa saksi-saksi. Karena kami akui, kasus ini sangat minim saksi," tegas Ambuka.
Dugaan bunuh diri itu, sedikit terbantahkan dengan kondisi tubuh korban yang terikat tali rafia itu.
Karena ada dua hal yang 'terlihat janggal' itulah polisi belum sampai kepada satu kesimpulan terkait penyebab kematian Agus.
Ambuka menambahkan, pihaknya juga masih memeriksa silet berlumuran darah yang ditemukan di atas galon ruang makan rumah tersebut.
Polisi kesulitan mencari sidik jari di silet itu, namun akan terus diteliti.