Menggunakan tangan kosong, Afiati sempat melakukan perlawanan namun hasilnya nihil.
"Ya pertama kali panik waktu itu saya mau salat. Saya bantunya pertama tangan kosong tapi malah kena jambak dan tendang. Terus suami teriak-teriak agar saya ambil pedang," tutur Afiati.
Afiati pun lantas mengambil pedang yang diletakkan di kamar tersebut.
Saking paniknya, bahkan Afiati tidak sempat membuka sarung pedang tersebut.
Meski begitu, berkali-kali sabetan di bagian kepala sebelah kiri membuat pelaku tidak berdaya.
"Saya cuma mikir kalau dia membunuh kita gimana?" ujar Afiati.
"Nggak terhitung sabetannya. Saya nggak tahu suami saya kena tusuk. Nggak sempat buka sarung saya langsung (menyabet) yang penting kita harus selamat," tuturnya.
Setelah pelaku berhasil dilumpuhkan dan diinjak oleh Sutikno, lantas Afiati bergegas mencari bantuan keluar dengan mengendarai sepeda motor.
Afiati pun sempat khawatir jika perampok tidak hanya satu orang.
Maka dari itu ia sempat menitipkan pedang ke ibu untuk berjaga-jaga.
Setelah itu warga dan juga anggota Polsek Turi lantas menuju ke TKP.
Pelaku pun berhasil diamankan dan mendapat perawatan ke RSUD Sleman bersama pula dengan korban.
Sutikno pun mengaku menemukan sejumlah barang pelaku yang tertinggal di eternit seperti tas yang berisi pisau, senter dan teleskop.
Total ada tiga pisau yang Sutikno temukan.
Dari kesiapan pelaku, Sutikno memperkirakan kejahatan ini telah direncanakan dan kemungkinan pelaku juga lewat kebun salak di sekitar rumahnya.
Pun usai pelaku dilumpuhkan, Afiati sempat memberi minum pelaku yang sempat mengeluh kehausan.
"Aku kasih air minum karena kasihan juga," pungkas Afiati. (*)