Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kekerasan di dunia pendidikan memang kerap terjadi. Tak hanya murid menganiaya guru, tapi guru pun masih ada yang senang melakukan tindak kekerasan pada peserta didiknya.
Seperti yang dialami Jurdil Mendrova (17).
Remaja kelas III SMA Negeri I Amandraya ini trauma dipukuli guru Ilmu Komputer bernama Nestror Halawa.
Saat ditemui Tribun, Jurdil baru saja ceckup kesehatan di Rumah Sakit Murni Teguh.
Wajah remaja ini masih pucat dan erap memegang kepalanya lantaran sering pusing bagian kepalanya dipukuli sang guru.
"Kadang sering kumat. Tiba-tiba kepala saya terasa sangat sakit," ungkap Jurdil didampingi tantenya, Nurmiati Hulu (45), Rabu (28/2/2018).
Baca: Tudingan Penganiayaan oleh Dimas Anggara Berawal Dari Kelola Tempat Usaha
Jurdil yang mengenakan kaos garis-garis itu mengatakan, rahangnya juga terasa sakit.
Bagian tengkuknya masih sering nyeri akibat penganiayaan itu.
"Saya sekarang ini dimusuhi guru-guru. Waktu setelah kejadian itu, guru-guru sering menyindir saya," ungkap Jurdil sembari menunjukkan obat-obatan yang diberikan dokter.
Jurdil menyebut, penganiayaan ini terjadi pada Agustus 2017 silam.
Ketika itu, ia tidak mendengar saat sang guru memintanya masuk kelas.
Tiba-tiba saja, sang guru bernama Nestor mendatangi korban dan memukul kepala belakangnya.
Kemudian, pipi korban ditampari berkali-kali hingga sempat pingsan.
Sejak saat itu, kepala korban terasa nyeri.
Kasus ini pun sudah sempat dilaporkan ke polisi.
Pihak kepolisian belum ada mengambil tindakan terhadap guru tersebut. (ray/tribun-medan.com)