TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ipda Asnawi, seorang perwira Polisi yang bertugas di Polresta KPPP Pelabuhan Makassar dianiaya polisi gadungan di Jl Barukang Utara, Makassar.
Polisi gadungan tersebut berhasil ditangkap warga sekitar.
Menurut informasi yang diperoleh, Ipda Asnawi mengemudikan mobilnya dan melintas di Jl Barukang Utara.
Baca: Kenapa Putra Jokowi Tak Berminat Masuk Dunia Politik?
Kebetulan, situasi lalu lintas di jalan itu mengalami kemacetan karena terjadi penutupan sebagian badan jalan saat adanya pesta kawinan salah seorang warga.
Mobil yang dikemudikan Ipda Asnawi berpapasan dengan mobil yang dikemudikan dua orang berbadan kekar.
Mobil Ipda Asnawi dan mobil pelaku terjepit di jalan yang sempit itu.
Kedua pelaku turun dan memukul mobil Ipda Asnawi dan menantang.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Di situ, kedua pelaku mengaku sebagai polisi. Saat turun dari mobilnya, Ipda Asnawi langsung dipukul wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah.
Warga yang melihat kejadian itu berusaha melerai pemukulan itu.
Salah seorang pelaku berusaha melarikan diri, namun berhasil ditangkap oleh warga.
Aparat kepolisian dari Polresta KPPP Pelabuhan dan Polsekta Ujungtanah yang mendapat informasi itu langsung ke lokasi kejadian.
Kedua pelaku penganiayaan Ipda Asnawi kemudian diamankan polisi dari kerumunan warga.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani yang dikonfirmasi, Minggu (11/3/2018) mengatakan, diamankan sebilah badik milik salah seorang pelaku.
"Pelaku memukul mobil Ipda Asnawi dan mengaku anggota polisi. Saat Ipda Asnawi bertanya dari anggota mana, salah seorang pelaku berinisial DA langsung memukul. Akibatnya, hidung Ipda Asnawi mengeluarkan darah," kata Dicky.
"Beruntung, warga segera melerainya dan mengamankan kedua pelaku. Kini kedua pelaku masih diamankan di markas Polresta KPPP Pelabuhan Makassar," tambah dia.
Dicky mengatakan, setelah diperiksa, kedua pelaku bukan anggota Polri maupun TNI.
"Keduanya pelaku hanya mengaku sebagai anggota, untuk menakut-nakuti saja korban," ujarnya. (*)