Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Modus pelaku peredaran narkoba guna melancarkan aksinya semakin beragam, bahkan semakin ekstream.
Setelah kerap menyeludupkan narkoba dengan disisipkan di bahan makanan, kali ini pelaku peredaran narkoba merubah pola pengirimannya, dengan modus modus yang baru.
Kasus terakhir yang ditangani aparat penegak hukum, yakni seorang wanita di Tarakan yang membawa sabu seberat kurang lebih 1 Kilogram, dengan menyimpan sabu tersebut tempat bedak serta tisu.
Kabid Pemberantasan BNNP Kaltim, AKBP H Tampubolon menjelaskan, modus-modus tersebut dilakukan guna menyamarkan narkoba yang dibawa, guna dapat sampai ke tempat tujuan.
"Mereka taruh di mana yang memungkinkan narkoba dapat tersamarkan, ditempat-tempat yang menurut kebanyakan orang tidak dapat dijadikan tempat menyimpan narkoba," ucapnya, Rabu (14/3/2018).
Dari pengungkapan kasus yang pernah dilakukan pihaknya, beberapa modus ini pernah digunakan pelaku peredaran narkoba, diantaranya menyembunyikan di ban, di kelapa, di pakaian dalam (Bra dan celana dalam), barang elektronik, seperti laptop dan DVD Player.
Tak hanya itu, guna mempersulit aparat menemukan narkoba, pelaku peredaran narkoba sampai menyimpan dibagian tubuh manusia, seperti di dubur, perut dan kemaluan wanita.
"Untuk hitungan sekilo kan tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang besar, jadi disimpan di barang-barang yang mudah dibawa, termasuk dibagian tubuh," tuturnya.
"Dan, yang terbaru ini ada pengungkapan di Tenggarong, yang menyimpan sabu di durian, dan biasanya memang sabu ini disamarkan di bahan makanan," tambahnya.
Namun, hingga saat ini pihaknya belum menangani kasus penyelundupan narkoba dengan menggunakan hewan, seperti menggunakan burung merpati.
"Belum pernah di Kaltim yang gunakan hewan, dan modus modus yang pernah kita tangani selalu kita simpan dan pelajari, karena bisa berkembang modus lainnya, serta terkadang digunakan lagi," masih kata AKBP Tampubolon.
Dia pun tak pungkuri, jika wilayah Kalimantan Utara, tepatnya daerah perbatasan masih menjadi pintu masuk narkoba, terutama jenis sabu.
Dan, ketika lolos di wilayah tersebut, maka narkoba akan disebar ke daerah Kaltim, termasuk Samarinda dan sekitarnya.
"Jalur masih dari utara, dan kita masuk ke sini sudah dipecah pecah. Untuk kasus narkoba ini, kita sangat harapkan peran serta masyarakat, sekecil apapun informasinya, sangat berarti dalam pemberantasan narkoba," tutupnya. (*)