Sambaran kilat diiringi petir mengenai tubuh Noval yang sempat terlempar satu meter.
Nurdin yang sedang tertidur ikut terkena petir, tapi masih bisa bangkit turun dari gubuk untuk melihat kondisi sang cucu.
Sementara Mujiburrahman dan Zulfahmi selamat.
Baca: AHY: Jika Rakyat Ingin Ada Alternatif Lain dan Memilih Saya, Biarkan Tuhan dan Sejarah yang Tahu
"Dalam kondisi sekarat, Noval sempat minta air dan minum karena tubuh korban lebam dan wajah mengalami luka bakar. Setelah minum air putih Noval mengembuskan napas terakhir di dalam gubuk," kata Ummi sambil menahan sedih.
Sedangkan suaminya Nurdin yang ikut terkena petir di tubuhnya mampu berjalan dan meminta bantuAN pada warga untuk membawa pulang jasad Noval.
Warga membawa Noval ke Puskesmas Tangse untuk divisum.
"Suami saya yang mengalami biru-biru di badan akhirnya dirujuk ke RSU Sigli setelah sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Tangse," ujar Ummi Salamah.
Baca: Cukup 5 Menit dan Uang Nasabah pun Terkuras
Ummi Salamah juga menceritakan, sebelum ajal menjemput, Nurdin sempat melarang cucunya, Noval agar tidak ikut ke kebun kacang di Gle Suun.
Noval baru pulang dari Aceh Tengah yang juga bekerja sebagai petani.
"Meski sudah dilarang, Noval tetap bersikukuh pergi ke kebun bersama kakek dan pamannya serta seorang teman. Ternyata, ajal menjemput cucu saya ketika berada di kampung bersama kakeknya," ujar Ummi Salamah. (naz)