TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Puluhan warga Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kudus, mengalami keracunan massal.
Mereka mengalami keracunan diduga setelah menyantap makanan yang didapat dari hajatan yang diselenggarakan oleh seorang warga.
Pertama kali pasien masuk untuk mendapatkan perawatan di RSUD dr Loekmono Hadi sekitar pukul 20.30 WIB, Selasa (20/3/2018).
Hingga Rabu (21/3/2018) dini hari jumlah pasien yang masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sebanyak 27 orang.
Namun 11 di antaranya kemudian diperbolehkan pulang.
Baca: Para Simpatisan Jaga Ketat Rumah Abah Anton Pasca Ditetapkan Tersangka
Mereka mendapatkan penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Masing-masing dari pasien umumnya mengeluhkan pusing dan lemas," kata Abdul Aziz Achyar, Direktur RSUD dr Loekmono Hadi.
Aziz mengatakan, jika pasien mengalami gejala lanjutan misalnya panas maka pasien harus mendapatkan penanganan rawat inap.
Dari 27 pasien yang telah ditangani, kemungkinan akan bertambah.
"Dari informasi yang kami terima, ada 41 warga yang keracunan. Jadi kemungkinan bisa bertambah (yang akan dilarikan di RSUD)," jelasnya.
Baca: Boleh Melihat Boneka Raksasa Nana-chan di Nagoya Jepang Tapi Jangan Lewat di Bawahnya
Dari semua korban yang telah dilarikan ke RSUD, satu di antaranya dirawat di ruang ICU.
Pasien tersebut mengalami dampak keracunan yang cukup parah, yaitu mengalami penurunan kesadaran dan tidak responsif karena terlampau lemas.
"Ada satu yang harus dirawat di ICU. Dari keterangan dokter yang menangani harus dirawat di ICU karena mengalami kesadaran somnolen, atau tingkat kesaaran menurun dan responsnya pun apatis," katanya.
Dari informasi yang dihimpun Tribun Jateng, pada Minggu (19/3/2018) ada seorang warga di Desa Dersalam RT 1/RW 5 yang menggelar hajatan.
Setelah selesai hajatan, masing-masing dari warga yang diundang mendapat jatah untuk membawa pulang bingkisan makanan berupa nasi berikut lauknya.
Baca: Misteri Ratusan Kartu Indonesia Pintar di Kios Laundry Sukolilo
Namun setelah bingkisan tersebut dimakan, Senin (20/3/2018) sore terdapat warga yang mulai mengeluhkan mengalami mual, pusing hingga muntah.
Sehari kemudian merupakan puncak dampak dari keracunan yang mulai dikeluhkan oleh puluhan warga.
Aris Jukisno, Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus mengungkapkan, 16 pasien yang masih harus menjalani opname, lima di antaranya yakni anak-anak.
Satu di antaranya yakni Nazril.
Bocah berusia 8 tahun itu semula mengalami demam tinggi disertai muntah dan diare.
Setelah diperiksakan ke dokter ternyata dia mengalami keracunan.
"Senin kemarin baru mulai mengalami panas, mual, dan diare. Setelah dibawa ke dokter, katanya anak saya ini keracunan," kata Erna (30), ibu dari Narzil.
Saat ini, lanjut Erna, anaknya sudah mulai membaik.
Muntah dan demam sudah mulai menurun intensitasnya. Saat ini hanya tinggal diare yang masih dialaminya.
Jukisno menambahkan, pasien keracunan akan digratiskan. Sementara yang tercantum sebagai peserta BPJS pun akan diklaimkan.
"Yang tidak tercantum kepesertaan BPJS biaya ditanggung biaya menggunakan jaminan kesehatan daerah," kata Jukisno. (tribunjateng/cetak/goz)