"Silase yang dibuat secara baik akan mampu bertahan hingga dua tahun, oleh karena itu dengan membuat silase maka peternak tidak perlu pusing mencari pakan saat musim paceklik,” paparnya.
Pelatihan disambut baik oleh para peternak, salah satunya Murkadi, Ketua Kelompok Peternak Kambing Ettawa Lembah Meru.
Menurut Murkadi, umumnya selain bertani dan berkebun, warga desa memiliki usaha sampingan berternak sapi atau kambing ettawa.
Selama ini, peternak di Desa Wonoasri mudah mendapatkan pakan seperti rumput dan sumber pakan lainnya dengan cara mencari di kawasan TNMB.
“Oleh karena itu kami sedang berpikir untuk membuat silase yang tidak hanya digunakan sendiri, tetapi akan kami jual melalui kelompok peternak,” kata Murkadi.
Program Mitigasi Bencana Berbasis Lahan sendiri telah diselenggarakan oleh Unej, dengan dukungan dana dari Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bappenas, serta USAID, sejak setahun lalu.