News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Unej Menyibak, Tembakau Tak Hanya untuk Rokok, Tapi Juga Bisa untuk Bahan Obat HIV/AIDS

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perokok

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Selama ini tembakau dikenal hanya dapat digunakan sebagai rokok dan cerutu. Namun, banyak manfaat lain yang bisa diperoleh dari tembakau.

Mulai dari obat luka bagi penderita diabetes, soft candy sebagai pengganti rokok, bahan penghilang jamur pada perabot kayu, asap cair organik, bahan parfum, hingga potensi tembakau sebagai bahan obat HIV/AIDS. 

Beraneka ragam manfaat  tembakau ini direpresentasikan dalam buku berjudul 'Agribisnis Tembakau' yang disunting oleh para peneliti Universitas Jember (Unej) yang tergabung dalam Kelompok Riset (KeRis) AgriEcon.

Buku Agribisnis Tembakau diluncurkan pada hari Senin (30/4/2018) di aula Fakultas Pertanian Unej, yang sekaligus menandai perkenalan KeRis AgriEcon, dalam acara bertajuk 'Diskusi Terpumpun, Membuka Ruang Inovasi dan Bisnis Untuk Kemajuan Industri'.

Ketua KeRis AgriEcon, Prof Rudi Wibowo, mengatakan AgriEcon fokus untuk mendalami penelitian dan pengembangan di bidang ilmu ekonomi pertanian dan agribisnis. 

Pengembangan itu meliputi, memperluas jejaring dengan pelaku agribisnis, penerbitan jurnal ilmiah dan buku, serta melakukan inovasi pembelajaran agribisnis dalam bentuk media, modul, dan diktat perkuliahan. 

“Untuk kali pertama kami sengaja memilih tembakau sebagai kajian utama, mengingat keberadaan tembakau saat ini menjadi kontroversi."

"Harapannya buku yang memuat pemikiran para peneliti dan mahasiswa ini dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat, bahwa tembakau tidak hanya untuk rokok dan cerutu saja,” kata Rudi yang merupakan guru besar bidang Sosial Ekonomi Pertanian ini.

Sementara Rektor Unej, Moh Hasan, menyambut gembira langkah nyata KeRis AgriEcon soal peluncuruan buku Agribisnis Tembakau. Apalagi, buku ini melibatkan banyak peneliti muda dan mahasiswa. 

“Tahun ini kami mengalokasikan dana hingga Rp 8 miliar untuk semua KeRis yang ada. Untuk 2019 mendatang, jumlahnya meningkat drastis hingga Rp 25 miliar,” imbuh Hasan.

Peluncuruan buku Agribisnis Tembakau dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang menghadirkan pelaku industri tembakau yang diwakili oleh Leo Tumanggor sebagai General Manager Kebun Kertosari, Untung Moeljono dari General Manajer Kebun Ajung Gayasan, serta Erna A Dewi sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan Tembakau PTPN X.

Leo berpendapat selama ini tembakau hanya berfokus pada pembeli tradisional.

“Belum menjamah pasar lainnya. Kedua, kami masih memproduksi raw material saja, berupa daun tembakau belum menyentuh produksi turunan tembakau,” papar Leo Tumanggor.

Buku Agribisnis Tembakau setebal 408 halaman yang diterbitkan oleh KeRis AgriEcon memuat 42 tulisan yang merupakan hasil penelitian dari peneliti dan mahasiswa Unej, serta perguruan tinggi dan institusi lainnya.

Khusus penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa adalah penelitian yang masuk dalam ajang Call For Paper dengan tema 'Studi Kelayakan Produk Berbasis Limbah Tembakau' yang diselenggarakan oleh PTPN X. 

Para pemenang kegiatan Call For Paper yang berasal dari Unej kemudian mendapatkan kesempatan untuk memaparkan hasil penelitiannya di hadapan hadirin di aula Fakultas Pertanian Unej.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini