TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tim Detasemen Khusus Antiteror 86 melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya.
Rumah yang beralamat di Wonorejo Asri, Surabaya tersebut dihuni oleh satu keluarga yang menjadi pelaku pengeboman.
Polisi menemukan empat benda diduga bom berdaya ledak tinggi di rumah pelaku bom bunuh diri, bom diletakkan pelaku di kamar depan.
"Empat benda (diduga bom) itu kini sudah diamankan," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan.
Dita Oepriarto (sebelumnya ditulis Dipta Noprianto) diduga merakit bom di rumahnya sebelum beraksi di gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Sebab, polisi menemukan bahan-bahan berbahaya pembuatan bom.
"Dirakitnya di rumah tersebut," kata Kombes Rudi.
Baca: Warga Blok A dan B Rusun Wonocolo Belum Boleh Masuk Pascaledakan
Ditemukan juga bahan-bahan untuk perakitan bom seperti belerangg, aseton, HCL, Aquades, H2O, black powder dan korek api kayu dan styrofoam.
"Itu barang berbahaya di TKP rumah pelaku," kata Rudi.
Belum diketahui dari mana Dita bisa merakit bom di rumahnya.
Polisi masih menyisir rumah untuk menemukan barang bukti lainnya terkait aksi teror di 3 gereja.
Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti seperti panah hingga buku-buku.
"Di bagian belakang ada lesan panah (target panah), anak panah dan busur panah. Di dalam lesan terlihat sering digunakan keluarga," kata Kombes Rudi.
Polisi menemukan sejumlah dokumen dan buku-buku. Ada juga sejumlah tulisan yang ditemukan polisi di dalam rumah tersebut.
Baca: Aktivitas Sejumlah Gereja di Bandung Berjalan Normal, Jemaat Tidak Takut