"Suami saya suka minuman itu. Jadi, ini upaya memanggil roh suaminya saya agar timbul," katanya.
Maria menilai tim gabungan pencarian korban tak menunjukkan perkembangan.
Bahkan, menurutnya, alat canggih dan personel yang mencapai ratusan orang belum memberi tanda-tanda ada harapan.
Selain Maria, puluhan keluarga korban KM Sinar Bangun memilih untuk bertahan di Dermaga Tigaras, Mereka rela panas-panasan di bawah terik matahari untuk menanti kapal yang datang membawa korban hilang.
Pemerintah Kabupaten Simalungun telah mengarahkan keluarga korban untuk menunggu di RSUD Rodenhaim Pematangraya.
Baca: Jabar Lumbung Kemenangan Prabowo di Pilpres 2014, Kini Hasil Survei Tunjukkan Jokowi Unggul
Namun, beberapa keluarga memilih bertahan di Dermaga Tigaras. Mereka menggelar tikar dan makan di pinggir danau.
Maria mengatakan, lebih baik menunggu di sini dibanding tak ada juga yang ditunggu di RSUD Rodenhaim Pematangraya.
"Lebih baik di sini kami nunggu dibanding di sana. Kami duduk di sini. Kami nggak mengganggu petugas," katanya.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih mengimbau keluarga korban untuk langsung menuju posko yang telah disediakan.
"Kalau di sana kita sudah sediakan makanan dan minuman. Jadi, lebih enak di sana," katanya.
Marsinti Nainggolan, yang mencari anaknya Sahala Pardamean Girsang, berharap tim bekerja cepat.
Ia juga membutuhkan penjelasan dari tim untuk perkembangan pencarian.
Hingga pencarian ke lima, Basarnas masih mencari 184 korban yang hilang.
Petugas baru menemukan 22 korban dengan rincian 19 selamat termasuk nakhoda KM Sinar Bangun, dan tiga penumpang meninggal. (tmy/cr9)