TRIBUNNEWS.COM -- Pelaksana Tugas Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Halid (NH), memastikan evaluasi terhadap hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Sulsel.
Termasuk hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel. Berdasarkan hasil hitung cepat lima lembaga survei, pasangan calon (paslon) Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) unggul.
Data real count KPU yang dimuat dalam Sistem Informasi Penghitungan (Situng) juga menunjukkan tanda kemenangan Prof Andalan, 1.763.969 suara (43,66 %).
NH-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (Aziz) mengantongi 1.101.067 suara (27,26 %), disusul Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) 779.675 suara (19,30 %), dan Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo (Agus-TBL) 394.635 suara (9.77 %).
Baca: Pilwakot Makassar Dikabarkan Menang Kolom Kosong, JK : Kita Tunggu Hasil KPU
Data itu berdasarkan total suara masuk 94,84 persen atau 16.260 dari 17.145 Tempat Pemungutan suara (TPS).
Agus sudah menyampaikan ucapan selamat ke Prof Andalan disusul IYL. NH belum menyampaikan ucapan selamat.
Dalam pertemuan akbar di Rumah Pemenangan NH-Aziz, Jl Mapala, Makassar, Minggu (1/7/2018), NH mengaku hanya akan menyampaikan ucapan selamat kepada kandidat yang sudah ditetapkan secara resmi sebagai pemenang.
Di hadapan para tim dan simpatisan, NH hanya menegaskan agenda bersih-bersih partai dan pengkhianat di pilgub.
Bahkan, DPD I Partai Golkar Sulsel membentuk tim investigasi pengkhianat.
Tim ini diketuai politisi senior Golkar Ambas Syam. Istri mantan Ketua Golkar Sulsel Amin Syam, Apiaty Kamaluddin, juga anggota tim investigasi pengkhianat pilgub.
Agenda bersih-bersih itu adalah upaya pembersihan massal ketiga di internal tubuh Golkar Sulsel dalam tiga tahun terakhir.
Bukan kekalahan yang disesali NH. Mantan Ketua Umum PSSI dan mantan Ketua Harian DPP Golkar itu lebih menyesali pengkhianatan.
"Setiap peristiwa politik ada yang loyal, ada yang setengah loyal dan pasti ada penghianat. Di dalam partai Golkar dihuni dengan orang-orang yang hanya mengedepankan kepentingan pribadinya. Banyak yang tidak loyal pada partai," jelas NH dalam pidato resmi di Rumah Pemenangan.
Dia menyebut orasi itu bukan “pidato kekalahan” dan “bukan pidato kemenangan”.