Hal ini lantaran sumur-sumur warga di wilayah tersebut selama ini mendapat resapan dari saluran irigasi tersebut.
"Pemetaan daerah rawan kekeringan masih sama seperti tahun sebelumnya. Hanya ditambah Nanggulan karena terdampak penutupan irigasi Kalibawang. Dampak penutupan ini juga terjadi di Kalibawang yakni Desa Banjararum, Banjarharjo, dan Banjarasri," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi.
Kondisi kekeringan saat ini menurutnya masih berstatus normal berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan musim kemarau ini dalam batas wajar.
Curah hujan menurun selama dua bulan ke depan dan diprediksi mulai masuk musim hujan pada September mendatang. perubahan status nantinya akan mengikuti rekomendasi BMKG, terutama apabila sudah masuk kategori ekstrim atau berkepanjangan hingga lebih dari dua bulan.
Pihaknya saat ini sudah melakukan distribusi pasokan air bersih ke sejumlah wilayah terdampak bersama Dinas Sosial (melalui Tagana).
Setidaknya 40 tanki air bersih telah disalurkan melalui anggaran dari Dinsos dan program tanggungjawab sosial beberapa perusahaan.
Termasuk PLN DIY yang memberikan 150 tangki air bersih untuk disalurkan bagi warga Salamrejo.
Warga yang menginginkan bantuan dipersilakannya untuk mengajukan permohonan melalui kecamatan kepada Bupati Kulonprogo dan tembusan ke BPBD.(TRIBUNJOGJA.COM)