TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Kebakaran hutan jati di petak 56 BKPH Kemlagi, KPH Mojokerto, Jumat (6/7/2018) patut disayangkan.
Pasalnya, kebakaran ini menyebabkan pertumbuhan ekosistem jati terganggu.
Tukani, Asisten Perhutani BKPH Kemlagi mengatakan kebakaran ini dapat mempengaruhi pertumbuhan pohon jati lantaran humus di sekitarnya yang berfungsi sebagai pupuk alami ikut terbakar.
"Kebakaran ini bisa menghambat pertumbuhan pohon jati yang telah berusia 10 tahun ini," ungkapnya.
Kata Tukani, berdasarkan peta Perhutani, dari total kawasan BKPH Kemlagi seluas 4.065,9 hektar terdapat 238,2 hektar populasi omogen pohon jati yang rawan terbakar.
Sedangkan sisanya seluas 323,6 hektar terdiri dari tanaman campuran, di antaranya pohon kayu putih.
Biasanya, kejadian rawan kebakaran hutan jati setiap kali memasuki musim kemarau.
"Rata-rata kalau di area lahan kayu putih potensi kebakaran rendah," jelasnya.
Menurut dia, kebakaran di kawasan ini begitu cepat membesar lantaran hembusan angin cukup kencang di sekitar lokasi kebakaran.
Petugas Perhutani dibantu warga masih memakai alat gebyok dari ranting pohon yang telah dimodifikasi untuk memadamkan api.
"Kami telah membuat sekat di titip api agar tidak merembet ke petak lainnya," ujarnya.