News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

24 Perwakilan Negara Asia - Afrika Ikut Pelatihan Perikanan di Banyuwangi Selama 5 Hari

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah perwakilan dari 24 negara Asia Pasifik dan Afrika saat mengunjungi salah satu tempat pembudidayaan ikan di Banyuwangi.

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Delegasi dari 24 negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika mengikuti pelatihan perikanan dan budidaya perikanan (akuakultur) yang digelar di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Banyuwangi.

Acara ini digerakkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pelatihan berlangsung selama lima hari, yakni mulai 16 Juli hingga 20 Juli 2018. Para peserta berjumlah 28 orang dari Bangladesh, Kiribati, Papua Nugini, Thailand, Tuvalu, Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Lesotho, Libya, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Sudan, dan Tunisia.

"Ini wujud diplomasi yang bagus, sekaligus menunjukkan bahwa kinerja sektor perikanan Indonesia telah diakui oleh negara lain,” ujar Anas saat bertemu para peserta workshop.

”Khusus untuk Banyuwangi, para peserta ini bisa jadi media untuk menyuarakan potensi perikanan daerah ke negaranya. Mereka tentunya juga akan mengabarkan tentang wisata Banyuwangi kepada koleganya,” imbuh Anas.

Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan mengatakan, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para pelaku perikanan di negara berkembang.

”Sekaligus ini mempromosikan kekayaan sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata Banyuwangi melalui people to people connection,” papar Maman.

Duta Besar di Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Diar Nurbintoro, mengatakan, pelatihan ini merupakan program bantuan teknis Indonesia kepada negara-negara berkembang.

“Program ini meningkatkan hubungan bilateral sesama negara berkembang, khususnya di sektor perikanan,” ujarnya.

Program ini bekerjasama dengan Pusat Kerjasama Teknik Negara Selatan-Selatan (NAM CSST/Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation).

Sekretaris Eksekutif NAM CSST Pinkan Ovanita Tulung mengatakan, Banyuwangi dipilih karena sektor perikanannya bagus serta memiliki fasilitas pelatihan yang memadai.

”Selain itu, kami ingin mempromosikan potensi alam dan budaya Banyuwangi, karena kami ingin memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan daerah-daerah indah di Indonesia," kata Pinkan.

Para peserta terdiri atas kalangan pemerintah, akademisi, dan pelaku perikanan seperti nelayan dan pengolah hasil perikanan.

Mereka mendapatkan materi seputar pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, pemanfaatan akuakultur, dan praktik penangkapan ramah lingkungan.

”Mereka juga kami ajak berdiskusi dengan nelayan binaan pemerintah setempat," jelas Pinkan.

Peserta asal Kepulauan Solomon, Gloretta Dima, mengatakan, dirinya ingin mempelajari budidaya perikanan dan skema pengolahannya.

”Penduduk Solomon selama ini cukup bergantung ke sektor perikanan. Sayangnya, kami selama ini tidak mengolah ikan lebih lanjut."

"Nah, kami ingin mempelajari bagaimana membudidayakan perikanan sekaligus membuat olahan hasil laut untuk menambah nilai produk," kata Gloretta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini