News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Mantan Pecandu Narkoba: Dikeroyok Gara-gara Mencuri hingga Berkali-kali Direhabilitasi di RSJ

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi narkoba.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Malam sekitar pukul 23.00 Wita, tubuh Wayan Agus Arta Mudita tiba-tiba bergetar.

Keringat dingin perlahan keluar dari pori-pori kulitnya. Badannya meriang panas.

Perlahan, seluruh bagian tubuh Agus mulai bergejolak mengeluarkan rasa sakit yang luar biasa.

Sekitar dua jam ia menahan rasa sakit tersebut sambil sesekali berteriak.

Meski ngantuk berat ia rasakan, namun rasa sakit itu tak membuatnya berhasil tidur.

Tak tahan dengan rasa panas di tubuhnya, Agus kemudian menuju ke kamar mandi dengan harapan badannya lebih segar.

Namun bukannya lebih nyaman, baru sekali bilas, tubuhnya malah makin menggigil kedinginan.

Setelah kembali ke kasur, badannya kembali panas dengan rasa sakit di seluruh tubuh.

"Waktu itu saya benar-benar tidak tahu ada apa dengan tubuh saya. Setelah teman saya datang, dan dikasih tahu bahwa saya sakau. Sebelumnya saya memang mengonsumsi putau (heroin) empat hari berturut-turut. Di hari kelima, uang saya habis. Saya gak pakai dan timbulah rasa sakit itu," tutur mantan pecandu narkoba kelas berat asal Batubulan, Gianyar, ini kepada Tribun Bali, pekan lalu.

Kejadian itu ia alami tahun 1998 saat masih duduk di kelas dua SMA. Bagi Agus, waktu itulah awal mula hidupnya hancur gara-gara narkoba.

Sebelumnya, ketika masih berusia 14-15 tahun, pria yang kini akrab disapa Broklin itu memang sudah salah pergaulan.

Baca: Demokrat Jatim Usul Partainya Usung Jokowi di Pilpres 2019

"Sejak SMP kelas dua saya memang sudah mulai bandel-bandel gitu. Sudah mulai ngepil-ngepil (ekstasi/ineks) sama teman. Merokok dan mabuk-mabukan awalnya," terang pria yang sempat beberapa kali keluar masuk tempat rehabilitasi di RSJ Bangli ini.

Masuk di jenjang SMA kelas satu, Agus Broklin mulai mengenal sabu-sabu. Pesta sabu kerap ia gelar setiap malam Minggu ketika berkumpul bersama teman sesama pengguna.

Cukup keluar duit Rp 10 ribu kala itu, dia sudah bisa mengisap sabu-sabu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini