Sebab, tidak ada satu pun kapal komersial maupun pribadi yang diizinkan berlabuh di kedua dermaga khusus itu, selain kapal Pengayoman.
Menjelang waktu penjemputan, dari kejauhan terdengar klakson kapal Pengayoman semakin kencang, tanda waktu menengok sanak saudara dimulai.
Baca: Rizieq Shihab Berharap Pasangan Capres-Cawapres Berasal dari Kelompok Nasionalis Religius
Begitu pintu geladak dari kapal berjenis roll on-roll off ini terbuka, dengan sigap dua orang awak kapal melompat dan berlari ke tiang pancang untuk menambatkan tali jangkar.
Setelah posisi kapal stabil, satu per satu penumpang yang sudah menunggu sejak pagi naik bergantian.
Beberapa ada yang membawa kendaraan seperti sepeda motor, sementara pembesuk telah disediakan fasilitas bus khusus di seberang, yang siap mengantar ke lapas tujuan.
Tidak butuh waktu lama, hanya 15 menit perjalanan menyeberangi Selat Segara Anakan, kapal telah sampai di tujuan, Dermaga Sodong, Nusakambangan.
"Nanti dari sana jam 1 siang teng wajib pulang semua, disana udah enggak ada kegiatan," ujar Fajar.
Jadi tidak salah jika sebagian masyarakat membandingkan Pulau Nusakambangan sebagai Alcatraz-nya Indonesia.