Berdasarkan manifest keberangkatan, menurut Rahman terdapat ratusan ekor hewan ternak yang hendak diangkut ke Pelabuhan Jeneponto.
"Kalau sesuai manifest hanya 13 ABK yang ada di atas kapal, tapi ini penumpang lain ngotot untuk ikut jadi saya bilang silakan tapi kalau ada apa-apa saya tidak tanggung jawab. Kalau hewan itu, ada 100 sapi, kuda 50 ekor, kerbau 20 ekor, dan kambing 100 ekor," jelasnya.
Baca: Pengacara Roy Suryo: Masa Iya Kembalikan Paku Beton yang Sudah Diketok di Rumah?
Ke-21 korban selamat masing-masing, nakhoda kapal Suardi (41), Kepala Kamar Mesin (KKM) Irsa (38), Kelasi Riang (21), Anto (40), Bone Mayu (65), Hendra (19) dan Hidayat (20).
Sementara penumpang selamat, Cici (25), Nita (19), Gessong (23), Mila (19) perempuan yang hamil lima bulan, Parawia (40), Baha (41), Hasni (30), Ruslan (33), Sangkala (17) Harianto (43) Andi (12), Riskia bocah perempuan delapan tahun dan Riska bayi berumur dua tahun.
Sementara hewan yang dimuat kapal kebanyakan ikut terbakar dan tenggelam bersama bangkai kapal.
Diberitakan sebelumnya, KLM Wahyu Ilahi 02 GT 66 dikabarkan hilang kontak saat berlayar dari Pelabuhan Marapokot, Embai, Nusa Tenggara Timur, menuju Pelabuhan Jeneponto, Desa Bungen, Kecamatan Batang, Jumat (31/8/2018) siang.
Kapal berangkat dari Pelabuhan Marapokot, 30 Agustus pukul 02.00 dini hari, ETA (rencana waktu kedatangan) Jeneponto, 31 Agustus 2018 pukul 05.00 Wita.
Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Selamatkan Diri, Penumpang KLM Wahyu Ilahi Andalkan Tumpukan Kelapa Dalam Karung