TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Suryana (32) berjalan tegap meski kedua tangannya diborgol saat digelandang ke Polrestabes Semarang, Kamis (6/9/2018).
Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang mengirim ancaman bom ke Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Selasa (4/9/2018).
Di hadapan awak media, Suryana mengaku, pesan ancaman bom yang dikirim lewat SMS hotline itu dilatarbelakangi rasa kesal pada layanan rumah sakit.
Sementara itu Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan pengancam bom di rumah sakit tersebut.
Tribun Jateng sudah mencoba mendatangi RSI Sultan Agung namun tidak mendapat jawaban dari pihak humas rumah sakit.
Ketika dihubungi via telepon, humas rumah sakit juga tidak mengangkat panggilan namun saat dikirimi pesan Whatsapp, tampak terbaca.
Di lain sisi, kepolisian juga berencana memeriksa pihak rumah sakit karena ada keterangan penelantaran pasien saat akan berobat dari tersangka.
Baca: Kronologis Suryana Kirim Pesan Ancaman Bom di RSI Sultan Agung Gara-gara Tak Segera Dilayani
"Tentu akan kami periksa juga, akan kami konfirmasi ke pihak rumah sakit. Ini kan pelayanan publik sehingga harapannya, kalau yang dituduhkan tersangka tadi benar, jangan sampai terjadi lagi," kata Kapolrestabes Semarang, Abioso Seno Aji.
Sebelumnya, Selasa (4/9/2018) sekitar pukul 15.30 WIB, pelataran Masjid Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang didatangi anggota polisi.
Manajemen masjid tersebut melaporkan ancaman adanya bom melalui pesan SMS.
Meski demikian, tidak ada suasana kepanikan pasien di rumah sakit tersebut.
Beberapa satpam sempat melarang awak media yang datang untuk meliput. Mereka khawatir menimbulkan kegaduhan.
Namun, polisi sudah banyak bersiaga di depan masjid. Pita dilarang melintas pun dipasang anggota Polrestabes Semarang.
Tak lama setelah itu, mobil Gegana Satbrimob Polda Jateng juga datang ke lokasi.
Mobil Inafis Polrestabes Semarang menyusul diikuti Sabhara, hingga Unit K9 juga dikerahkan untuk membuktikan ancaman bom yang diterima melalui SMS.
Baca: Mengintip dan Rekam Tetangganya saat Mandi, Seorang Pemuda Terancam 5 Tahun Penjara
Tim Gegana menjadi yang pertama masuk ke masjid, yang masih dalam proses perbaikan tersebut.
Mereka memeriksa setiap sudut hingga beberapa boks yang ada di dalam masjid.
Sekitar lima anggota Gegana mengenakan rompi pengaman kemudian ke luar.
Mereka juga mengecek instalasi listrik. Setelah kurang lebih satu jam pemeriksaan, mereka keluar.
Para anggota polisi kemudian berkumpul dibawah arahan Kabag Ops Polrestabes Semarang, AKBP Iga DP Nugraha.
Tidak lama setelah itu, perwira berpangkat melati dua itu memberikan statemen kepada awak media.
"Setelah dilakukan pencarian Tim Jibom menyatakan, lokasi masjid steril dari bahan-bahan yang rawan meledak atau bom," terang Iga. (tribunjateng/cetak/val)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Polisi akan Periksa Manajemen RSI Sultan Agung